wartaperang - Sebuah gencatan senjata singkat yang mulai diterapkan di Aleppo Suriah sepertinya goyah, setelah aktivis Suriah melaporkan pesawat-pesawat tempur menghantam dua desa yang dikuasai pemberontak tak lama setelah serangan udara Rusia dan Suriah dihentikan.

Observatorium Suriah yang berbasis di Inggris untuk Hak Asasi Manusia dan Ibrahim Alhaj, juru bicara Pertahanan Sipil, mengatakan bahwa serangan udara pada hari Selasa menghantam desa Anadan dan Daret Azzehe.

Mereka tidak punya data langsung pada korban yang jatuh.

Rusia telah mengatakan akan ada delapan jam "jeda kemanusiaan" di kota yang telah babak belur, sebuah langkah yang disambut oleh PBB dan Uni Eropa yang tetap mengatakan gencatan senjata dibutuhkan lebih lama untuk memungkinkan pengiriman bantuan mencapai semua warga disana.

"Pemboman di wilayah Aleppo oleh angkatan udara Rusia dan Suriah berhenti hari ini mulai pukul 10.00 WIB," kata Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dalam briefing lewat televisi, menambahkan bahwa tindakan itu adalah "diperlukan" untuk membuka jalan bagi gencatan senjata.

"Gencatan senjata ini juga menjamin keamanan warga sipil yang keluar melalui enam koridor dan mempersiapkan evakuasi bagi mereka yang sakit dan terluka dari Aleppo timur," katanya, menambahkan bahwa mereka juga akan menjamin perjalanan yang aman untuk pemberontak bersenjata untuk meninggalkan Aleppo timur.

Turki, Qatar, dan Saudi bergabung dalam diskusi gencatan senjata Aleppo
Turki, Qatar dan Arab Saudi telah sepakat untuk melakukan pembicaraan militer dengan Amerika Serikat dan Rusia pada upaya untuk menjauhkan pejuang oposisi Suriah dari kelompok-kelompok ekstremis dalam rangka memfasilitasi pelaksanaan gencatan senjata.

Rusia telah berulang kali menuntut bahwa pemberontak Suriah harus putus berhubungan dengan kelompok-kelompok ekstremis, sebagai syarat untuk menghidupkan kembali gencatan senjata di kota medan pertempuran Aleppo.

"Negara-negara itu mengungkapkan niat mereka untuk bekerja keras dengan kelompok-kelompok oposisi moderat namun mereka harus lepas dari Al-Nusra," Duta Besar Rusia Vitaly Churkin mengatakan kepada wartawan.

Lebih dari 430 orang telah tewas dalam pemboman di bagian timur sejak serangan di Aleppo diumumkan pada tanggal 22 September, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

Sumber: al-arabiya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top