wartaperang - Baru saja Pentagon kemarin sesumbar menyatakan bila operasi merebut Mosul mencapai target jadwal lebih cepat dari target, hari ini mereka merilis pernyataan yang jauh berbeda.

Gerak operasi melambat pada hari Selasa, karena pasukan Irak mulai mendorong ke arah desa yang lebih besar dan menghadapi penduduk sipil selama akhir hari kedua operasi besar-besaran untuk merebut kembali kota Mosul, Irak utara dari Negara Islam (ISIS/IS).

Laporan adanya bahan peledak dan jebakan memperlambat tentara sekutu ketika juru bicara koalisi pimpinan AS melawan ISIS Kolonel John Dorrian memperingatkan pertempuran yang sedang berlangsung untuk mengembalikan kota "akan sulit".

Lebih dari 25.000 tentara telah dikerahkan untuk memerangi Mosul, sebuah operasi besar-besaran yang diharapkan memakan waktu berminggu-minggu, jika tidak beberapa bulan. Jumlah total pasukan yang menyerang berubah-rubah dari beberapa outlet media. Dari sebelumnya berjumlah 60 ribu orang, kemudian berubah menjadi 102ribu orang, dan hari ini berubah menjadi 25 ribu orang saja. Hal ini memperlihatkan bila fakta sebenarnya dari lapangan telah berubah-rubah oleh propaganda dari pihak-pihak yang berseteru.

Untuk daerah operasi, ISIS dilaporkan melarang warga sipil meninggalkan Mosul dan menggunakan mereka sebagai tameng manusia. Namun berita ini belum bisa diverifikasi mengingat datang dari pihak yang menyerang ISIS. Dari pihak ISIS sendiri terlihat mencoba menghalau kabar ini dengan merilis video wawancara dengan beberapa warga kota Mosul dan memperlihatkan keadaan kota Mosul menjelang serangan. Dalam video tersebut terlihat tidak ada kepanikan di dalam kota.

"Kami tahu mereka sedang digunakan sebagai perisai manusia," kata juru bicara Pentagon Kapten Angkatan Laut Jeff Davis kepada wartawan.

Hingga lima bulan menjelang operasi, sebuah sumber mengatakan kepada Al Arabiya News Channel bahwa hampir 100.000 warga sipil mampu melarikan diri dari Mosul. Namun dari beberapa siaran langsung live perang Mosul kemarin, WP sendiri tidak melihat eksodus warga seperti yang sebelumnya di gembar-gemborkan oleh banyak media.

Laporan menunjukkan hampir 1,5 juta orang masih terjebak di dalam kota yang dikuasai oleh ISIS.

"Saat ini, kota terdekat diharapkan menjadi tuan rumah bagi 60.000 pengungsi, tenda sementara dan tempat penampungan sedang diatur," kata konsultan Norwegia untuk Dewan Pengungsi kepada Sarah Kilani Al Arabiya News Channel.

"Untuk bantuan kemanusiaan ada dua prioritas utama sekarang. Pertama, untuk menjamin rute keluar yang aman bagi warga sipil. Kedua, kita harus fokus pada menjamin dana bantuan kemanusiaan sehingga cukup memadai dapat diberikan kepada pengungsi," tambahnya.

Angkatan Udara Turki Terlibat dalam Serangan Udara di Mosul

Angkatan udara Turki telah terlibat dalam serangan udara koalisi di kota Irak Mosul, bagian dari operasi yang didukung AS untuk mendorong ISIS, Perdana Menteri Binali Yildirim mengatakan pada hari Selasa.

Turki telah dikritik berturut-turut oleh Baghdad terkait kehadiran pasukannya di kamp Bashiqa di Irak utara dan siapa yang harus mengambil bagian dalam serangan yang didukung AS terhadap Mosul. Turki telah melatih hingga 3.000 pasukan yang mengambil bagian dalam kampanye militer, tetapi dikatakan operasi ini bisa menimbulkan ketegangan sektarian.

Dari beberapa siaran live dari Mosul langsung, kemarin terlihat pasukan penyerang seperti tertahan dan tidak berani untuk masuk lebih dalam setelah malam sebelumnya terlibat pertempuran yang sengit dimana dalam suatu video menayangkan pertempuran di malam hari terlihat bunga api memenuhi langit.

Ada suatu kejadian yang menggelitik ketika tayangan langsung dari TV Kurdi yang memperlihatkan kemajuan pasukan kurdi di suatu jalan raya, yang ternyata itu adalah tayangan video dari suatu operasi yang terjadi di lain tempat dan waktu, namun mereka menyiarkannya sebagai "LIVE dari Mosul", bahkan ketika waktu telah malam pukul 4 pagi di Mosul, tayangan mereka masih siang hari.

Beberapa video bisa dilihat di channel kami di: https://www.youtube.com/channel/UC0XzPosuwOyYwkVHweP4_Aw

Sumber: al-arabiya, medsos

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top