wartaperang - Moskow mengatakan akan mengadakan latihan perang "skala besar" yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sebuah latihan perang pertahanan sipil selama empat hari yang dimulai Selasa, Departemen Pertahanan Sipil Rusia mengatakan dalam situsnya.

Latihan skala besar akan melihat partisipasi dari 40 juta warga Rusia dan 200.000 spesialis dari "divisi penyelamatan darurat."

Latihan pertahanan sipil Rusia yang melibatkan otoritas eksekutif federal dan regional dan pemerintah daerah adalah untuk mempersiapkan diri dari "bencana alam dan manusia yang mengancam Federasi Rusia."

Direktur Kementerian Pertahanan Sipil Oleg Manuilov mengatakan latihan akan menguji seberapa siap Rusia akan menanggapi sebuah "bencana" di bawah situasi "darurat".

Rusia mengumumkan pada hari Senin rencananya untuk latihan tak lama sebelum Gedung Putih mengatakan akan menghentikan perundingan gencatan senjata dengan Moskow atas Suriah.

Tuduhan
Rusia dan Amerika Serikat saling melemparkan tuduhan atas kasus Suriah ketika masing-masing pihak terus mendukung salah satu pihak yang bertikai terhadap yang lain.

Dalam sebuah cerita terkait, stasiun berita US Fox News mengatakan Rusia telah mengerahkan sebuah sistem anti-rudal canggih di Suriah untuk pertama kalinya, mengutip dari tiga pejabat AS.

Para pejabat mengatakan sistem senjata baru Rusia berpotensi melawan setiap serangan rudal AS di Suriah, dalam sebuah cara terbaru untuk memperlihatkan dukungan militer Rusia terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Jika benar, ini pertama kalinya membuat Rusia mengerahkan sistem SA-23 di luar perbatasan, Fox News mengatakan, menurut salah satu pejabat Barat mengutip penilaian intelijen baru-baru ini.

Pada hari Selasa, Amerika Serikat telah membela sikapnya di Suriah ketika mengatakan belum menyerah "mengejar perdamaian di Suriah" ketika pesawat tempur Rusia dan Suriah terus membombardir wilayah pemukiman di bagian yang terkepung di Aleppo.

Kementerian Rusia mengatakan Selasa bahwa pihaknya telah mengirimkan sistem rudal S-300 ke fasilitas angkatan laut di kota Suriah Tartus, hal itu dikatakan untuk meningkatkan keamanan.

"Sistem ruddal S-300 anti-pesawat memang telah dikirim ke Republik Arab Suriah," kata juru bicara kementerian pertahanan Igor Konashenkov dalam sebuah pernyataan.

Sumber: Al-arabiya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top