wartaperang - Rusia akan meningkatkan ekspor gandum ke Mesir dan impor produk pertanian lainnya dari negara tersebut, para pejabat Rusia mengatakan pada Selasa (12/8/2014) ketika kedua negara membahas potensi perdagangan bebas.

Langkah itu diambil ketika Rusia berupaya mencari sumber-sumber baru untuk pasokan setelah mereka melarang sebagian besar impor makanan dari Amerika Serikat, Uni Eropa, Australia, Kanada dan Norwegia pekan lalu sebagai balasan atas sanksi-sanksi Barat atas krisis di Ukraina.

"Mesir telah meningkatkan pasokan (pertanian) ke pasar kami sebesar 30 persen (dan) siap untuk meningkatkan (persediaan) lagi sebesar 30 persen dalam waktu dekat", kata Presiden Rusia Vladimir Putin setelah bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi.

Peningkatan pengiriman produk Mesir seperti kentang, bawang merah, bawang putih dan jeruk akan mengkompensasi sampai setengah dari kekurangan produk ini yang disebabkan oleh larangan tersebut, Menteri Pertanian Rusia Nikolai Fyodorov mengatakan kepada wartawan di Sochi.

Mesir adalah importir gandum terbesar di dunia dan pembeli terbesar gandum Rusia. Negara Afrika Utara ini membeli 3,6 juta ton gandum Rusia pada tahun pemasaran  akhir Juni.

"Mitra kami tertarik pada peluang untuk ekspor tahun ini", kata Putin kepada wartawan. "Untuk Mesir itu akan mengirim setidaknya 5-5.5 juta ton".

Putin tidak mengatakan siapa yang akan memasok volume tambahan tersebut. Ekspor gandum Rusia didominasi oleh perusahaan-perusahaan perdagangan non-pemerintah asing dan lokal.

Putin dan al-Sisi melakukan pembahasan pada hari Selasa tentang penciptaan zona perdagangan bebas antara Mesir dan Moskow yang dipimpin Uni Bea Rusia, Belarus dan Kazakhstan, kata Putin.

Mereka juga membahas kemungkinan mendirikan transportasi logistik hub untuk Mesir di Rusia di pantai Laut Hitam dan penciptaan pusat industri Rusia di Mesir sebagai bagian dari proyek pengembangan Terusan Sueznya.

Rusia tahun lalu mengimpor makanan senilai $17.7 Milyar dari negara-negara yang tercakup dalam sanksi, sejumlah $9.2 Milyar ada dalam kategori yang terkena dampak, menurut International Trade Centre, perusahaan patungan PBB dan Organisasi Perdagangan Dunia.

sumber: ZA
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top