wartaperang - Pertempuran sengit meletus pada Sabtu (16/8/2014) antara dua milisi yang sedang bersaing di ibukota Libya, beberapa jam setelah utusan khusus PBB yang baru mengatakan ia berencana untuk mengunjungi Tripoli pada awal pekan depan untuk mencoba untuk menengahi gencatan senjata.

Tembakan dan penembakan dengan roket Grad dan senjata artileri dapat didengar dari pagi dekat bandara dan beberapa bagian perumahan Tripoli.

Diplomat Spanyol Bernardino Leon, yang akan memulai pekerjaannya secara resmi pada 1 September, bertujuan untuk mengakhiri pertempuran antara brigade dari Misrata dan pejuang yang bersekutu dengan kota barat Zintan, yang pertempuran antara kedua milisi ini meletus bulan lalu dalam bentrokan terburuk sejak 2011 yang menggulingkan Muammar Qaddafi.

Pertempuran yang melibatkan brigade mantan pemberontak yang pernah berjuang bersama-sama Qaddafi, telah memaksa PBB dan pemerintah-pemerintah Barat untuk mengevakuasi diplomat mereka, khawatir Libya meluncur ke perang saudara.

Sebagian besar pertempuran telah berkecamuk di bandara internasional di Tripoli, dimana pejuang dari Zintan telah menguasainya sejak lama.

Pemerintah rapuh Libya masih belum memiliki tentara nasional dan sering menempatkan mantan pemberontak di dalam daftar gaji negara sebagai pasukan keamanan setengah resmi sebagai cara untuk meraih mereka ke negara baru.

Tapi brigade saingan bersenjata yang bersekutu dengan faksi-faksi politik saling bersaing dan seringkali lebih loyal ke wilayah, kota atau komandan lokal mereka daripada pemerintah pusat.

Pertempuran terpisah di timur kota Benghazi telah membuat rumit keamanan Libya, dengan aliansi militan Islam dan mantan pemberontak memaksa tentara keluar dari kota.

Tiga tahun sejak Qaddafi berakhir, upaya rapuh Libya menuju demokrasi dekat dengan kekacauan. Beberapa pertempuran di Tripoli dan Benghazi telah semakin jauh mempolarisasi faksi politik dan sekutu milisi mereka.

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top