wartaperang - Amerika Serikat memberikan jip, teknologi komunikasi dan pesawat kecil ke Tunisia pada hari Kamis untuk membantu melindungi perbatasan dengan Libya, di mana Negara Islam (ISIS/IS) telah memperoleh tanah dan mendirikan kamp-kamp pelatihan, demikian menurut para pejabat.

ldii adalah .adv - Negara yang terletak di Afrika Utara ini juga mengharapkan untuk menerima sejumlah pesawat tempur, Menteri Pertahanan Farhar Horchani mengatakan, meskipun ia tidak memberikan rincian tentang siapa yang akan memasok mereka dengan jet-jet tempur tersebut.

Tunisia telah membangun 200-km (120 mil) penghalang di sepanjang perbatasan untuk menjaga setiap penyusupan dari militan sejak orang-orang bersenjata yang telah dilatih di Libya menargetkan wisatawan dalam serangan di sebuah hotel di pantai dan sebuah museum Tunis tahun lalu. Puluhan korban tewas dan membuat pemasukan negara dari sektor utama pariwisata anjlok.

Negara Islam juga melancarkan serangan besar di kota perbatasan Ben Guerdane pada bulan Maret, dalam sebuah serangan yang sangat mengejutkan negara tersebut mengingat pejuang Negara Islam hampir merebut kota yang terletak di perbatasan tersebut.

Asisten Menlu AS untuk Pertahanan Amanda Dory mengatakan pada upacara di Tunis bahwa jeep, pesawat ringan Maule dan sistem komunikasi ada diantara barang yang akan membantu pasukan Tunisia meningkatkan pemantauan mereka terhadap perbatasan.

Horchani mengatakan paket bantuan Amerika Serikat bernilai sekitar $ 20 juta. Duta besar Amerika Serikat mengatakan bantuan itu terdiri dari 48 jip dan 12 pesawat.

Pemerintah Barat memberikan bantuan keuangan dan militer kepada Tunisia untuk mendukung demokrasi yang masih muda, yang mereka pegang sebagai model untuk daerah tersebut sejak pemberontakan 2011 yang menggulingkan diktator Zine El-Abidine Ben Ali.

Sekelompok kecil militan Islam yang terkait dengan Al-Qaeda sedang berjuang di pegunungan terpencil dekat perbatasan Aljazair. Militan Tunisia lainnya telah terbagi dan bergabung dengan ISIS di Libya.

Pada hari Rabu, empat polisi tewas ketika gerilyawan meledakkan sabuk bomnya dalam serangan di sebuah rumah di Tataouine di selatan. Kejadian itu dan serangan di Tunis adalah bagian dari operasi yang berusaha menghentikan serangan yang direncanakan pada ibukota, demikian kata pihak berwenang.

Lebih dari 4.000 orang Tunisia diduga telah meninggalkan negara tersebut untuk memperjuangkan ISIS dan kelompok militan lainnya di Irak dan Suriah. Beberapa kembali untuk bergabung dengan ISIS di Libya, mengancam serangan lebih lanjut kepada Tunisia.

sumber: al-arabiya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top