wartaperang - Pemimpin militan Kurdi yang di penjara Abdullah Ocalan mengatakan perang 30-tahun gerakannya dengan pemerintah Turki sudah mendekati akhir melalui negosiasi yang demokratis, lembaga Firatnews melaporkan pada hari Sabtu (16/8/2014).

Ankara memulai pembicaraan damai dengan pemimpin Kurdi pada tahun 2012 dalam upaya untuk mengakhiri pemberontakan 30 tahun yang telah menewaskan 40.000 orang, membuat negara terbelah dan babak belur ekonominya. Sebuah gencatan senjata yang disebut oleh Ocalan Maret 2013 sebagian besar telah dilakukan.

"Perang 30 tahun ini mendekati akhir melalui negosiasi demokratis", kata Ocalan anggota parlemen pro-Kurdi yang mengunjunginya di penjara pada 15 Agustus, ulang tahun ke-30 dimulainya pemberontakan oleh Partai Pekerja Kurdistan (PKK), Firatnews melaporkan.

"Proses ini memiliki arti penting sejarah dan sosial yang mendalam dan memiliki potensi untuk menjadi model bagi penyelesaian damai bagi masalah serius di seluruh wilayah, bukan hanya di Turki", tambahnya, menurut laporan yang mengutip pernyataan anggota parlemen dari Partai Demokrasi Rakyat pro-Kurdi itu (HDP).

Pernyataan dilaporkan Ocalan datang seminggu setelah kemenangan Perdana Menteri Tayyip Erdogan dalam pemilihan presiden.

Erdogan telah menginvestasikan modal politik yang signifikan dalam upaya perdamaian Kurdi, meningkatkan hak-hak budaya dan bahasa untuk Kurdi dengan risiko mengasingkan beberapa dukungan akar rumputnya.

PKK mengangkat senjata melawan Turki pada tahun 1984 dengan tujuan membentuk sebuah negara terpisah di tenggara untuk warga Kurdi negara itu. Mereka kemudian memperlunak tuntutan mereka, mencari peningkatan hak-hak politik dan budaya yang sudah lama ditolak.

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top