wartaperang - Dalam percakapan telepon, Presiden AS Barack Obama membahas dengan Raja Abdullah II dari Yordania tentang "mendesaknya memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Irak", menurut penjelasan tentang percakapan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih pada hari Jumat (8/8/2014).

Kedua kepala negara juga membahas risiko yang ditimbulkan oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada kawasan selain pentingnya mendukung "proses politik Irak yang inklusif".

Dengan kemenangan dan kemajuan ISIS baru-baru ini di Irak, membuat Jordan harus khawatir, demikian menurut para analis, mengutip terutama sejumlah besar warga Yordania berjuang bersama milisi Islam yang juga memiliki pendukungnya di kerajaan yang bersangkutan.

Pesawat AS meluncurkan serangan terhadap posisi-ISIS di wilayah Irak utara setelah tembakan artileri dari ISIS dikatakan mendarat dekat personel AS, disaat Gedung Putih menyerukan pemerintahan baru yang "inklusif" dan mengatakan bahwa dukungan tambahan di masa depan kepada pemerintah Irak tidak akan diperpanjang.

Obama dan Abdullah juga membahas perlunya penghentian segera permusuhan dan gencatan senjata yang berkelanjutan di Jalur Gaza di mana Israel meluncurkan serangan udara pada hari Jumat dalam menanggapi roket Palestina setelah pembicaraan yang ditengahi Mesir gagal untuk memperpanjang 72 jam gencatan senjata.

Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest kepada wartawan pada hari Jumat mengatakan bila AS "sangat prihatin" tentang perkembangan kemarin, mendesak Israel dan Palestina untuk melanjutkan pembicaraan dan melakukan apa yang mereka bisa untuk melindungi warga sipil setelah berita perpanjangan gencatan senjata gagal.

"Kami mengutuk serangan roket baru dan kami prihatin tentang keselamatan dan keamanan warga sipil di kedua sisi konflik itu", katanya.

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top