wartaperang - Sebuah bom mobil yang menargetkan pasukan keamanan di Benghazi, Libya, pada hari Selasa menewaskan sedikitnya 23 orang dan melukai puluhan lainnya, seorang pejabat rumah sakit mengatakan kepada The Associated Press.

Berita itu datang satu hari setelah AS melancarkan kampanye pemboman menargetkan pejuang Negara Islam (ISIS/IS) di cabang mereka di Sirte Libya, ratusan mil barat dari Benghazi, di pantai Mediterania.

Pejabat itu mengatakan tubuh-tubuh masih tiba ke rumah sakit pasca pemboman Selasa malam di distrik al-Qawarsha di pinggiran kota. Selama dua tahun terakhir, pertempuran telah berkecamuk di Benghazi antara pasukan di bawah komando Brigjen Khalifa Hifter dan milisi Islam.

Pejabat itu berbicara dengan syarat anonim karena ia tidak berwenang untuk berbicara kepada pers.


Sebuah koalisi milisi Islam yang disebut Dewan Syura dari Benghazi Revolusioner, yang meliputi afiliasi Al-Qaeda yang dikenal sebagai Ansar al-Shariah, mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan dalam sebuah pernyataan yang diposting di akun Twitter-nya.

Serangan udara AS pada hari Senin menyusul permintaan yang dibuat oleh pemerintah dan dewan presiden yang diakui secara internasional di ibukota, Tripoli. Kedua badan eksekutif dibentuk setelah kesepakatan yang ditengahi oleh PBB tercapai antara faksi-faksi saingan Libya.

Libya telah turun ke dalam kekacauan setelah penggulingan diktator Moammar Gadhafi pada tahun 2011. Sejak 2014, negara telah dibagi antara dua pemerintah dan parlemen, dan satu set longgar milisi dan suku. Pemerintahan yang dibentuk dengan perantaraan PBB dipimpin oleh Fayez Serraj bertujuan penyembuhan keretakan yang ada, tapi suara kepercayaan belum diperoleh dari parlemen.

Parlemen di Libya timur tidak mengakui pemerintah besutan PBB, dan banyak pihak di timur marah bahwa pemberian Serraj mengundang intervensi militer asing tanpa persetujuan parlemen timur.

Serangan udara AS, yang disahkan oleh Presiden Obama, mendukung milisi dari Misrata, kota di sebelah Sirte yang memimpin operasi anti ISIS.

Pasukan Misrata telah berjuang melawan ISIS sejak Mei dalam pertempuran sengit telah menewaskan dan melukai ratusan milisi.

Sebuah serangan pada tahun 2012 kepada konsulat AS di Benghazi menewaskan empat warga Amerika, termasuk Duta Besar AS untuk Libya Chris Stevens.

sumber: foxnews

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top