wartaperang - Korea Utara menuduh Washington merencanakan serangan pre-emptive nuklir, setelah AS mengumumkan akan mengerahkan B-1 bomber di Pasifik untuk pertama kalinya dalam satu dekade.

Pesawat strategis akan dikerahkan pada hari Sabtu di pulau AS Guam, militer AS mengatakan bulan lalu, menggambarkan operasi tersebut sebagai rotasi rutin dengan B-52 bomber.

Ketegangan telah meningkat tinggi sejak Korea Utara melakukan uji coba nuklir keempat di bulan Januari, diikuti oleh rentetan rudal yang mereka luncurkan bulan ini mencapai perairan Jepang langsung untuk pertama kalinya.

Pyongyang menuduh Washington "Semua menjadi lebih jelas dalam gerakan mereka untuk menggulingkan DPRK dengan memobilisasi semua hardware perang nuklir," judul resmi digunakan Korea Utara.

"Musuh-musuh menggertak bahwa mereka dapat melakukan serangan nuklir pre-emptive kepada DPRK dengan membiarkan lalat B-1B atas semenanjung Korea dalam waktu dua-tiga jam di kontingensi," kata pernyataan berbahasa Inggris di media pemerintah.

"Langkah-langkah tersebut untuk memperkuat kekuatan nuklir menghadapi imperialis AS yang sedang  mempersiapkan serangan nuklir pre-emptive kepada DPRK."

Korea Utara telah mengancam akan melakukan "tindakan fisik" atas rencana penggelaran sistem canggih anti-rudal AS di Korea Selatan, yang dikenal sebagai THAAD.

Ketegangan di semenanjung Korea yang terbagi juga meningkat menjelang latihan militer tahunan Korea Selatan-AS akhir bulan ini.

Pada tanggal 29 Juli, Angkatan Udara AS mengatakan akan meng-upgrade hardware mereka di Guam, wilayah AS di Pasifik barat, dengan mengirimkan B-1 untuk pertama kalinya sejak April 2006.

"B-1 akan memberikan US Pacific Command dan sekutu regional dan mitra dengan platform kekuatan strategis yang kredibel," katanya dalam sebuah pernyataan.

Pyongyang telah berulang kali memperingatkan kemungkinan melakukan serangan nuklir pre-emptive terhadap target Korea Selatan dan AS, dalam negeri dan luar negeri. Pada akhirnya, Utara ingin dapat menyerang ke wilayah AS langsung.

Negara tertutup ini dipimpin oleh pemimpin tertinggi Kim Jong-un, memperingatkan pada hari Sabtu bila mereka akan menanggapi setiap agresi dengan membuat AS menjadi "lautan api".

"Imperialis AS memicu perang nuklir mendorong situasi di semenanjung Korea ke fase tak terkendali dan bencana," kata pernyataan KCNA.

sumber: al-arabiya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top