wartaperang - Pemberontak Suriah pada hari Sabtu (16/8/2014) mempertahankan Marea, salah satu benteng utama mereka di utara, terhadap kemajuan pesat oleh jihadis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), kelompok monitoring dan seorang aktivis mengatakan.

Kelompok militan ISIS telah mengeksekusi 700 anggota suku yang telah melawan di Suriah timur selama dua minggu terakhir, sebagian besar dari mereka warga sipil, sebuah kelompok pemantau hak asasi manusia mengatakan, Sabtu, demikian menurut Reuteurs.

Dari klarifikasi pihak IS(Islamic State) diketahui bila suku al-Sheitaat yang melawan ini terikat kontrak dengan rezim Assad dan mengkhianati IS ketika IS melakukan operasi perebutan pangkalan Divisi 17 Suriah. Menurut Televisi Suriah, korban IS yang tewas sekitar 100 orang, namun dari pihak IS hanya mengakui 11 orang tewas. Tentunya klaim ini belum bisa diverifikasi.


Surat perjanjian al-Sheitaat dengan Assad

Surat perjanjian al-Sheitaat dengan Assad
Pejuang IS sudah mendekati kota-kota Marea dan Aazaz, kedua benteng milik kelompok pemberontak memerangi rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, setelah merebut sejumlah desa di provinsi Aleppo yang berbatasan dengan Turki hanya dalam tiga hari.

Jika jihadis berhasil mengambil kota-kota strategis, ini bisa menjadi pukulan berat untuk kelompok pemberontak yang memerangi pasukan rezim dan IS.

"Ada pertempuran sengit pada hari Sabtu antara pemberontak dan IS sekitar Marea", Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Marea adalah basis utama dari koalisi Front Islam, kelompok pemberontak yang paling penting yang berjuang melawan baik pasukan Assad dan para jihadis.

"Tekanan militer sekarang di Marea" kata aktivis Abu Omar, juru bicara "dewan revolusioner" Marea.

"Para pemberontak telah mengirim banyak bala bantuan dan senjata ke daerah di dan sekitar Marea", katanya kepada AFP, berbicara melalui Internet.

"Para pemberontak menganggap hal ini menjadi salah satu pertempuran paling penting terhadap IS. Tidak ada pertanyaan kehilangan", tambahnya.

Persenjataan Berat

Abu Omar mengatakan kelompok jihad, yang juga saat ini tengah diincar serangan udara AS di Irak utara, menggunakan persenjataan berat yang telah direbut ketika melawan tentara Irak selama serangan kilat disana pada bulan Juni.

Senjata tersebut dipasok ke angkatan bersenjata Irak oleh Amerika Serikat, para ahli mengatakan.

"Mereka menggunakan tank dan artileri untuk menyerang kota-kota dan desa-desa di Suriah", Abu Omar menambahkan.

Pertempuran dekat Marea datang setelah pejuang ISIS merebut sekitar 10 desa di Aleppo utara pada Rabu dan Kamis, mengatakan Observatory yang berbasis di Inggris.

Dikatakan pada hari Sabtu nasib puluhan pemberontak yang ditangkap selama serangan jihad tetap tidak diketahui setelah sembilan orang dipenggal kepalanya pada hari Rabu dan delapan lain pada Sabtu di Akhtarin.

Dengan merebut kota-kota Marea dan Aazaz akan memotong jalur pasokan ke kelompok pemberontak.

Aazaz, di samping berbatasan dengan Turki, akan menjadi aset berharga bagi ISIS yang berusaha untuk memperluas kekhalifahannya yang berlaku di Suriah dan negara tetangga Irak.

sumber: alarabiya dan medsos
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top