wartaperang - Ditengah kemarahan ratusan pengunjuk rasa yang berkumpul kemarin di kota Mandera, terlihat kemarahan mereka atas terjadinya pembunuhan dua ulama terkemuka Muslim oleh polisi Kenya di pinggiran kota malam sebelumnya.

Sheikh Hasan Husein yang dikenal sebagai Sheikh "Black " dan ulama yang tidak disebutkan namanya yang lain tewas saat mobil mereka disergap oleh polisi Kenya di pinggiran Mandera, di Provinsi Timur Utara Kenya, menurut para pejabat. Polisi Kenya membenarkan penyergapan tersebut dengan menyatakan bahwa kedua orang itu anggota gerakan Islam Al - Shabaab, sambil terus mengklaim bahwa mereka telah menemukan granat tangan di dalam mobil mereka.

Namun, klaim itu dibantah keras oleh warga dan ulama terkemuka di kota, yang menuduh polisi Kenya berusaha untuk menutupi kejahatan mereka. Mereka lebih lanjut menambahkan bahwa dua ulama tidak memiliki hubungan apapun dengan Al - Shabaab, berbeda dengan klaim polisi Kenya.

Sheikh Ahmed Hasan Mursal, kepala serikat ulama Muslim di Mandera, yang mengomentari pembunuhan ulama saat pemakaman mereka, yang dihadiri oleh ribuan warga  mengatakan pembunuhan dari dua ulama tersebut tidak dibenarkan, tidak sah dan merupakan kejahatan terhadap umat Islam di Mandera. "Kedua ulama yang dihormati adalah saudara kami, mereka dikenal untuk mendidik masyarakat dalam agama Islam, kita telah mengenal mereka untuk waktu yang lama dan mereka tidak punya hubungan dengan Al - Shabaab sama sekali. Pembunuhan mereka di tangan polisi adalah kejahatan mengerikan, dengan tidak ada pembenaran apapun", kata Sheikh Ahmed Mursal, saat berbicara di pemakaman.

Banyak ulama Muslim telah dibunuh di Kenya dalam beberapa kesempatan, terutama di kota pesisir Mombasa, dengan penduduk menuduh pemerintah Kenya berada di balik pembunuhan para ulama.

sumber: harar24

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top