wartaperang - Kongres partai Korea Utara yang berkuasa yang terjadi untuk pertama kalinya selama hampir 40 tahun resmi mengeluarkan kebijakan pemimpin Kim Jong-Un untuk memperbanyak persenjataan nuklir negara itu, setelah Korea Selatan pada hari Senin menolak proposal dari Korea Utara untuk mengadakan pembicaraan militer dan hubungan yang lebih baik.

Kongres, yang dibuka pada hari Jumat, sebagian besar telah dilihat sebagai penobatan rumit untuk Kim yang berumur 33 tahun, mengamankan statusnya sebagai pemimpin tertinggi dan mengkonfirmasikan warisannya berupa doktrin "byungjin" yaitu pembangunan ekonomi dan nuklir kembar.

service office di jakarta .adv - Pada hari Minggu, ribuan delegasi untuk apa yang secara teknis disebut sebagai badan pembuat keputusan Korea Utara, mengadopsi laporan yang disampaikan oleh Kim sehari sebelumnya untuk secara bersamaan mendorong pembangunan ke depan terhadap ekonomi dan "meningkatkan kekuatan nuklir untuk pertahanan diri baik secara kualitas maupun kuantitas."

Kongres ini juga mengeluarkan kebijakan untuk tidak menggunakan senjata nuklir kecuali kedaulatannya terancam oleh tenaga nuklir lain, dan bekerja menuju reunifikasi akhir terhadap semenanjung Korea.

"Tapi jika pemerintah Korea selatan memilih untuk perang ... kita akan berubah dalam perang hanya untuk tanpa ampun menghapus pasukan anti-reunifikasi," kata dokumen yang diterbitkan oleh kantor berita resmi Korea Utara KCNA.

Mengulangi argumen lama yang dipegang oleh Utara yang mengatakan bila mereka mendorong penangkal nuklir karena dipaksa oleh sikap permusuhan Amerika Serikat, kongres mengatakan program senjata nuklir akan bergerak maju "selama imperialis bertahan dalam ancaman nuklir mereka."

Ketika menyajikan laporan ke kongres dalam pidato maraton selama tiga jam pada hari Sabtu, Kim mengatakan Pyongyang ingin hubungan yang lebih baik dengan bangsa yang sebelumnya "bermusuhan" dan perundingan militer yang diusulkan dengan Korea Selatan untuk meredakan ketegangan di perbatasan mereka yang dijaga ketat.

Korea Utara telah mendapatkan sanksi ekonomi dari PBB dan barat yang dikatakan lebih berat dibanding sanksi yang diberikan kepada nuklir Iran. Negara ini terus melakukan ujicoba nuklir dan bertahan dengan sikap retorika ancaman bila mereka mampu menyerang daratan Amerika Serikat.

sumber: al-arabiya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top