credit: zaman al-wasl
wartaperang - Ketika tawanan di penjara Hama melanjutkan pemberontakan mereka untuk hari kedua, menuntut dilepaskannya sesama narapidana yang ada disana, pasukan rezim telah hanya menyetujui untuk membebaskan 25 tahanan politik dari 200 orang tahanan, sebuah sumber mengatakan kepada Zaman al-Wasl Selasa.

virtual office murah .adv - Pasukan rezim terus mengepung penjara pada hari Senin dan menembakkan gas air mata setelah narapidana memberontak, meringkus beberapa penjaga, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan.

Para tahanan memprotes rencana pengalihan sejumlah tahanan dari penjara Hama ke penjara militer Sednaya yang terletak di utara Damaskus. Penjara militer ini sangat terkenal atas kebiadabannya dalam menyiksa dan membunuh para tawanan yang berada disana.

Aktivis menyuarakan keprihatinan atas pembantaian yang mungkin dilakukan oleh pemerintah Suriah terhadap para tahanan, meminta Bulan Sabit Merah untuk campur tangan dalam kisruh yang sedang terjadi saat ini.

Sebuah kelompok pemberontak yang beroperasi di dekat Hama, yang terletak 210 km (130 mil) dari Damaskus, mengatakan siap untuk membayar milisi pemerintah di kota-kota terdekat dalam menanggapi penganiayaan terhadap narapidana, yang kabarnya menuntut "hak-hak dasar" termasuk pengadilan, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Menusia yang berbasis di Inggris melaporkan.

Kelompok Ajnad al-Sham mengatakan tahanan telah mendesak oposisi bersenjata untuk "mematahkan pengepungan" yang dilakukan oleh pasukan pemerintah.

Seorang pejabat kementerian dalam negeri menolak "laporan dari beberapa media tentang pusat penjara Hama", kantor berita negara SANA mengatakan tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Pada bulan Agustus tahun lalu ratusan narapidana di penjara ini juga telah rusuh dan melakukan protes terhadap kondisi dan hukuman berat yang terjadi di penjara.

Kelompok hak asasi internasional mengatakan ribuan tahanan ditahan di penjara pemerintah Suriah tanpa pengadilan dan banyak dari mereka yang mengalami penyiksaan, klaim yang dibantah oleh otoritas.

Konflik Suriah dimulai pada tahun 2011 dengan protes rakyat terhadap Presiden Bashar al-Assad dan berputar ke perang saudara setelah tindakan keras oleh aparat keamanan terhadap para demonstran damai. Dan konflik ini terus bergulir sehingga menjadi perang saudara multi front yang melibatkan banyak pihak dari dalam maupun dari luar negeri.

sumber: ZA

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top