wartaperang - Turki telah menangkap 19 militan yang berafiliasi dengan Negara Islam di provinsi selatan yang berbatasan dengan Suriah dari Gaziantep, Kamis (Sep 4, 2014).

Gubernur provinsi Gaziantep Erdal Ata dengan tegas membantah klaim bahwa daerah itu digunakan sebagai basis pendukung untuk militan IS, mengatakan Turki sedang melakukan semua yang bisa untuk menangkap atau mendeportasi tersangka anggota IS.

"Polisi dan aparat keamanan menunjukkan semua sensitivitas yang diperlukan tentang masalah ini", katanya seperti dikutip oleh kantor berita swasta Dogan.

"Persidangan 19 tersangka yang tertangkap sejauh ini sudah berlangsung dan mereka ditahan", katanya.

Gubernur juga mengatakan polisi telah menangkap terduga jihadis yang berasal dari Eropa atau Kaukasus, membawa ransel yang terkait IS di bandara Gaziantep atau di perbatasan.

Ata mengatakan mereka yang diyakini memiliki kejahatan dilakukan akan diadili sementara yang diduga simpatisan IS akan dideportasi.

Namun dia membantah keras klaim bahwa provinsi Gaziantep menjadi tuan rumah sebuah kamp militan IS setelah beberapa gambar yang dimaksudkan untuk menunjukkan fasilitas tersebut beredar di media pekan lalu.

Ata mengatakan dia sendiri akan meneliti gambar, menyiratkan bahwa mereka palsu.

"Kami tidak memiliki sebuah kamp seperti itu di provinsi kami dan begitu pula kehadirannya, adalah keluar dari pertanyaan", katanya.

Turki telah dikritik oleh beberapa komentator karena secara tidak langsung mendorong pembentukan Negara Islam dengan dukungan sepenuh hati terhadap unsur-unsur Islam dalam pemberontakan Suriah melawan Presiden Bashar al-Assad.

Ankara menyangkal bahwa strategi mereka telah menjadi bumerang, tapi banyak kritikus mengatakan itu bisa dilakukan jauh lebih banyak, lebih cepat untuk mengencangkan perbatasan yang bercelah dan menghentikan aliran militan ke Suriah.

Setelah serbuan kilat sebelumnya, militan IS kini menguasai sejumlah bagian Irak dan banyak dari utara Suriah di perbatasan Turki.

Turki sekarang melihat dirinya sebagai korban IS dengan militan Islam memegang 49 sandera Turki, termasuk diplomat dan anak-anak, diculik dari konsulat Turki di Mosul di Irak pada 11 Juni.

Para pejabat Turki sekarang menahan diri dari memberikan hampir semua komentar tentang situasi di Irak dan Suriah, dalam ketakutan yang jelas memperparah situasi penyanderaan.

Keprihatinan datang ketika Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Presiden AS Barack Obama diperkirakan akan mengadakan pertemuan pertama mereka secara tatap muka selama setahun terakhir i sela-sela KTT NATO di Wales.

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top