wartaperang  - Ibu dari James Foley, wartawan AS yang dipenggal kepalanya oleh militan dari Negara Islam (ISIS), telah menyatakan kemarahan atas penanganan pemerintah atas kasus anaknya.

Dalam sebuah wawancara yang ditayangkan CNN Kamis, Diane Foley mengatakan "malu dan terkejut" atas bagaimana pemerintah AS telah menangani kasus anaknya.

Foley menuduh pejabat AS telah menyarankan keluarganya bisa menghadapi tuntutan jika mereka meminta uang tebusan untuk membebaskan James dan mengkritik pemerintahan Obama karena "kurangnya koordinasi."

"Saya pikir upaya kami untuk mendapatkan Jim dibebaskan mengganggu kepada pemerintah AS", Foley mengatakan kepada CNN.

"Itu tampaknya tidak berada dalam kepentingan strategis (AS), jika Anda mau", tambahnya.

Anggota keluarga Foley diberitahu oleh pejabat untuk "tidak berbicara ke media", bahwa "pemerintah tidak akan menukar tahanan" atau melaksanakan "aksi militer" untuk mencoba menyelamatkan anaknya, katanya.

"Jim dibunuh dengan cara yang paling mengerikan. Dia dikorbankan hanya karena kurangnya koordinasi, kurangnya komunikasi, kurangnya prioritas", keluhnya.

"Sebagai sebuah keluarga, kami harus menemukan jalan melalui ini pada kita sendiri", katanya, menambahkan bahwa keluarga diberitahu berkali-kali bahwa memenuhi uang tebusan itu "ilegal [dan] kita mungkin akan dituntut".

"Kami hanya diberitahu untuk percaya bahwa ia akan dibebaskan entah bagaimana, secara ajaib".

Pada awal September, Perdana Menteri Inggris David Cameron menegaskan posisinya menentang negara membayar uang tebusan Negara Islam untuk menyelamatkan warga negara mereka.

Dia mengatakan membayar uang tebusan kepada kelompok ekstremis seperti Negara Islam adalah "kekalahan pada diri sendiri".

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top