wartaperang - Al-Qaeda mengajukan banding ke Negara Islam (ISIS/IS) untuk melepaskan sandera Inggris Alan Henning karena berkeyakinan bahwa ia adalah seorang pekerja bantuan yang tidak bersalah dan mencoba untuk membantu Muslim, koran yang berbasis di Inggris The Independent melaporkan pada hari Senin (Sep 15, 2014).

Dalam video yang dirilis pada hari Sabtu, militan Daulah Islam mengancam akan membunuh Henning jika Perdana Menteri Inggris David Cameron terus mendukung perang melawan mereka.

Pada hari Senin, Inggris mengesampingkan misi pasukan khusus untuk menyelamatkan seorang warga Inggris yang hidupnya terancam dalam eksekusi video terbaru yang dirilis oleh militan Negara Islam, mengatakan pada hari Senin itu tidak tahu dimana dia dan sandera lainnya ditahan.

Kelompok ini telah membunuh sandera Inggris lain dan dua orang Amerika yang telah memprovokasi kemuakan di seluruh dunia, menggunakan taktik untuk menempatkan tekanan publik terhadap pemerintah Barat setelah serangan udara AS membantu menghentikan kemajuan ISIS setelah menyapu Irak utara.

Henning, ayah dua anak dari Salford di Inggris utara yang begitu tersentuh oleh penderitaan Suriah, dimana dia mentatto "bantuan bagi Suriah" di lengannya, adalah bagian dari misi kemanusiaan yang berangkat hanya beberapa hari sebelum Natal tahun lalu untuk mengambil peralatan medis ke negara yang dilanda perang ketika ia disandera.

Henning ditangkap tidak lama setelah konvoi bantuan itu dihentikan oleh orang bersenjata bertopeng tak lama setelah mereka menyeberangi perbatasan dari Turki, dan pria berusia 47 tahun dibawa pergi dari yang lain, media melaporkan.

Profesor Peter Neumann, direktur Pusat Internasional untuk Studi Radikalisasi, berbasis di King College London, mengatakan kepada The Independent, "[Al-Qaeda] tidak menentang pemenggalan tapi menyadari itu tidak masuk akal untuk memperlihatkan ke publik seperti yang dilakukan oleh ISIS karena hal ini akan menyebabkan mereka kehilangan banyak teman", demikian katanya.

Perseteruan Jabhat Nusra dan Negara Islam

Dari dunia jihadis juga dilaporkan Negara Islam merelease sebuah video yang berisi pernyataan dari salah satu komandan ISIS yang pernah ditangkap oleh kelompok pemberontak Suriah yang berafiliasi dengan Al-Qaeda yaitu Jabhat al-Nusra. Sang komandan yang bernama Abu Dzar Al-Iraqi menyatakan dalam videonya bila dia ketika akan bertanya dengan baik-baik ke pihak Jabhat Al-Nusra, ketika ditengah perjalanan ditangkap di sebuah checkpoint dan dia ditangkap selama 24 hari.

Selama itu pula dia mengakui mengalami siksaan dan menyaksikan rekan lainnya di bunuh oleh kelompok saingan tersebut. Dia dibebaskan setelah bersedia direkam menyatakan pernyataan yang menjelaskan kejelekan dari Negara Islam. Dia juga menyatakan bila Al-Qaeda berkeinginan untuk membubarkan Negara Islam dan ingin membentuk tanzim Al-Qaeda baru di irak dan Suriah dengan menggunakan orang-orang Sunni yang ada di Irak.

Beberapa rekan seperjuangan yang ikut ditangkap bersamanya dan menolak untuk direkam langsung di ekseskusi. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di video ini.


Dari update terakhir tersebut boleh dikatakan hubungan antara Al-Qaeda dan Negara Islam seperti api dalam sekam. Kedua pimpinan puncak terlihat saling menjaga diri namun dibelakang layar, terjadi perebutan pengaruh yang cukup keras diantara kedua kelompok. Sebuah pertarungan yang semakin memperkeruh suasana di timur tengah saat ini.

Dalam perkembangan selanjutnya, ratusan anggota Jabhat al-Nusra dikabarkan membelot dan mengucapkan janji setianya kepada Negara Islam. Laporan tersebut dikeluarkan Senin oleh sumber-sumber Jihaaz al Mukhobarot al Aammah, Kantor Departemen Intelijen Umum untuk Revolusi Suriah.

sumber: alarabiya dan medsos
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top