wartaperang - Sejumlah pria bersenjata melancarkan serangan ke stasiun televisi resmi Libya pada Selasa, menembakkan granat berpeluncur roket ke tentara yang  menjaganya sebelum mereka diusir oleh bala bantuan, kata para pejabat. Tidak ada laporan tentang korban.

Para pejabat mengatakan para penyerang kemungkinan besar para pengikut pemimpin milisi Jumaa al-Shahm yang telah menguasai gedung stasiun TV Libya di ibukota Tripoli selama berbulan-bulan sebelum digulingkan oleh pasukan pemerintah pekan lalu.

Tiga tahun setelah penggulingan dan membunuh diktator Muammar Qaddafi, pemerintah pusat Libya hanya memiliki kewenangan terbatas. Militer dan polisi berada dalam kekacauan, kalah personel dan persenjataan oleh milisi saingan yang sering mengambil alih fasilitas negara.

Karyawan dari stasiun TV telah meminta bantuan kepada pasukan keamanan pemerintah, demikian pernyataan atas nama pekerja TV Libya.

Para pejabat mengatakan para pengikut al-Shahm juga telah menyerbu Kementerian Informasi menuntut gaji dan dukungan untuk stasiun.

Juga pada hari Selasa, kolonel angkatan udara yang terkemuka ditemukan ditembak mati setelah beberapa jam ia hilang di timur, kata pejabat keamanan lain di negara itu.

Pejabat itu mengatakan tubuh Kolonel Adam Faraj al-Abdali ditemukan Selasa pagi dengan tembakan ke kepala dan dada dalam mobilnya dekat sebuah pemakaman di Benghazi. Dia mengatakan kolonel sudah hilang beberapa jam sebelumnya dan tidak terjangkau.

Kolonel al-Abdali, berusia lima puluhan, telah mempelopori penggunaan jet Rusia di Libya. Pejabat itu berbicara secara anonim karena ia tidak berwenang untuk berbicara dengan wartawan.

Benghazi merupakan kubu milisi yang menjadi cikal bakal brigade pemberontak yang berjuang melawan Qaddafi. Ditempat ini telah banyak terjadi serangkaian serangan yang menargetkan pejabat, hakim, aktivis dan ulama namun jarang ada orang yang ditangkap.

sumber: alarabiya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top