wartaperang - Militan Islam menyerang sebuah pos pemeriksaan militer Tunisia pada hari Selasa, menewaskan empat tentara dan melukai tiga orang lainnya dalam serangan di wilayah tengah yang berbatasan dengan Aljazair.

Pasukan Tunisia telah memperketat keamanan sejak orang-orang bersenjata menyerbu museum nasional Bardo di ibukota Tunis bulan lalu menewaskan 21 wisatawan asing dalam serangan militan terburuk di negara Afrika Utara selama lebih dari satu dekade.

Juru bicara militer Belhassen Ousalti mengatakan pos pemeriksaan diserang dekat kota Sbitla di wilayah Kasserine tengah, dekat dengan pegunungan yang berbatasan dengan Aljazair.

"Pasukan keamanan sedang mengejar teroris di dekat daerah pegunungan Jabal Mguila," katanya.

Kantor berita TAP, mengutip satu sumber keamanan, mengatakan sekitar 30 sampai 35 militan terlibat dalam serangan itu. Mereka melepaskan tembakan dengan senapan otomatis di pos pemeriksaan.

Sejak pemberontakan pada tahun 2011 terhadap otokrat Zine al-Abidine Ben Ali, Tunisia telah melihat munculnya Islam ultra-konservatif. Beberapa gerakan, termasuk kelompok-kelompok militan lokal Ansar al-Sharia dan Okba Ibn Nafaa, telah mengambil jalan kekerasan.

Turis dari Jepang, Polandia, Spanyol, Perancis dan Kolombia adalah diantara mereka yang tewas dalam serangan museum Bardo dimana pemerintah mengatakan militan menargetkan industri pariwisata penting bagi Tunisia.

Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan itu meskipun pemerintah Tunisia mengatakan para pejuang dari Okba Ibnu Nafaa, yang sebagian besar berbasis di pegunungan Chaambi berbatasan Aljazair, yang terlibat.
   
sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top