wartaperang - Salah satu kelompok oposisi bersenjata terkuat Suriah mengkonfirmasi pada hari Selasa (Sep 9, 2014) bahwa pemimpin dan banyak komandannya tewas pada hari Selasa ketika mengadakan pertemuan di bagian barat laut negara itu.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa sekitar 28 orang, termasuk banyak pemimpin dari kelompok yang dikenal sebagai Ahrar al-Sham, yang diyakini tewas dalam ledakan tersebut.
Hal ini tidak segera jelas apa yang menyebabkan ledakan atau yang berada di belakangnya, tapi insiden tersebut kemungkinan akan lebih melemahkan kelompok oposisi negara itu, yang berperang melawan pasukan rezim pemerintah dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Kantor berita SANA Negara melaporkan bahwa pemimpin kelompok yang dikenal sebagai Hassan Aboud tewas di kota barat laut Ram Hamdan di provinsi Suriah Idlib.
Sebuah kolektif aktivis disebut Edlib News Network mengatakan Aboud tewas setelah seorang pembom bunuh diri meledakkan sabuk bahan peledak di sebuah pertemuan pemimpin kelompok itu.
Jaringan aktivis mengatakan para anggota kelompok terkemuka lainnya tewas.
Ahrar al-Sham pendukung pelaksanaan interpretasi ultrakonservatif Islam, tetapi telah bekerja dengan kelompok-kelompok pemberontak yang lebih moderat yang berusaha menggulingkan Presiden Bashar Assad.
Ahrar al-Sham telah menjadi anggota yang paling menonjol dari koalisi pemberontak yang lebih luas dikenal dengan nama Front Islam. Namun Front Islam sedang berjuang dalam beberapa bulan terakhir karena keringnya dana donor dari luar.
Dari media sosial sendiri klaim bahwa serangan ini dilakukan oleh pembom bunuh diri juga simpang siur, banyak ucapan bela sungkawa juga datang dari kubu Negara Islam. Beberapa mengatakan ledakan itu terjadi di sebuah gudang bom dimana disamping ruangan tersebut ada pertemuan dari semua komandan dari Ahrar al-Sham.
Pada saat ini pemimpin baru telah ditunjuk yaitu Hashim al-Sheikh Abu Jaber. Termasuk di antara korban yang tewas adalah kepala bagian politik, kepala dewan syariah, dan hampir semua tokoh penting lainnnya.
Banyak sumber berita yang menyatakan bila Ahrar Al-Sham menyalahkan bila bom itu adalah akibat operasi dari pemerintah Suriah mengingat para korban sebagian tewas karena mencium gas. Namun adapula yang menyatakan bila itu adalah operasi intelejen IS.
Dengan kondisi yang ada, ini menjadi pukulan yang amat telak terhadap Front Islam, di sinyalir Ahrar al-Sham tidak akan bertahan lama dan sebagian dari anggotanya akan bergabung dengan IS.
sumber: alarabiya, medsos
oleh: n3m0
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa sekitar 28 orang, termasuk banyak pemimpin dari kelompok yang dikenal sebagai Ahrar al-Sham, yang diyakini tewas dalam ledakan tersebut.
Hal ini tidak segera jelas apa yang menyebabkan ledakan atau yang berada di belakangnya, tapi insiden tersebut kemungkinan akan lebih melemahkan kelompok oposisi negara itu, yang berperang melawan pasukan rezim pemerintah dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Kantor berita SANA Negara melaporkan bahwa pemimpin kelompok yang dikenal sebagai Hassan Aboud tewas di kota barat laut Ram Hamdan di provinsi Suriah Idlib.
Sebuah kolektif aktivis disebut Edlib News Network mengatakan Aboud tewas setelah seorang pembom bunuh diri meledakkan sabuk bahan peledak di sebuah pertemuan pemimpin kelompok itu.
Jaringan aktivis mengatakan para anggota kelompok terkemuka lainnya tewas.
Ahrar al-Sham pendukung pelaksanaan interpretasi ultrakonservatif Islam, tetapi telah bekerja dengan kelompok-kelompok pemberontak yang lebih moderat yang berusaha menggulingkan Presiden Bashar Assad.
Ahrar al-Sham telah menjadi anggota yang paling menonjol dari koalisi pemberontak yang lebih luas dikenal dengan nama Front Islam. Namun Front Islam sedang berjuang dalam beberapa bulan terakhir karena keringnya dana donor dari luar.
Dari media sosial sendiri klaim bahwa serangan ini dilakukan oleh pembom bunuh diri juga simpang siur, banyak ucapan bela sungkawa juga datang dari kubu Negara Islam. Beberapa mengatakan ledakan itu terjadi di sebuah gudang bom dimana disamping ruangan tersebut ada pertemuan dari semua komandan dari Ahrar al-Sham.
Pada saat ini pemimpin baru telah ditunjuk yaitu Hashim al-Sheikh Abu Jaber. Termasuk di antara korban yang tewas adalah kepala bagian politik, kepala dewan syariah, dan hampir semua tokoh penting lainnnya.
Banyak sumber berita yang menyatakan bila Ahrar Al-Sham menyalahkan bila bom itu adalah akibat operasi dari pemerintah Suriah mengingat para korban sebagian tewas karena mencium gas. Namun adapula yang menyatakan bila itu adalah operasi intelejen IS.
Dengan kondisi yang ada, ini menjadi pukulan yang amat telak terhadap Front Islam, di sinyalir Ahrar al-Sham tidak akan bertahan lama dan sebagian dari anggotanya akan bergabung dengan IS.
sumber: alarabiya, medsos
oleh: n3m0
0 komentar:
Posting Komentar