wartaperang - Sebuah sekolah Yerusalem Ibrani-Arab bilingual rusak Sabtu malam pembakaran yang menurut polisi disengaja karena mereka menemukan pesan kebencian disemprotkan pada dinding bangunan, surat kabar Israel Haaretz melaporkan.

Responden darurat memadamkan api yang dimulai di taman bermain sekolah.

Menurut Haaretz, Sekolah Max Rayne Hand in Hand Jerusalem  adalah sekolah Yahudi-Arab yang terbesar di Israel, yang telah dijalankan oleh dua prinsip, satu Yahudi dan satu orang Arab, sejak didirikan pada tahun 1998 oleh sebuah LSM.

Pesan di dinding bertuliskan "Kahane benar" dan "Tidak ada hidup bersama dengan kanker," harian Israel melaporkan, menandai kejadian terbaru dalam serangkaian tindakan merusak.

Selama beberapa bulan terakhir, lembaga itu beberapa kali menjadi target ekstrimis sayap kanan yang menyemprokan grafiti rasis terhadap Arab pada dinding-dindingnya.

"Bahkan jika mereka berhasil menghapus dinding sekolah yang kotor, mereka tidak akan berhasil menurunkan kersama sama kami", kata Shuli Dichter, direktur eksekutif Hand in Hand, LSM dibelakang sekolah mengatatakan.

"Kami mengundang seluruh masyarakat Israel untuk bergabung dengan kami dalam membangun kemitraan sipil Yahudi-Arab di Israel. Kami akan terus mengembangkan proyek pendidikan dan sosial, dimana setiap hari 1.200 siswa datang untuk belajar, sekitar 200 guru datang mengajar, dan dimana ribuan anggota keluarga yang terlibat", kata pernyataannya.

Selain itu, Walikota Yerusalem Nir Barkat mengutuk serangan yang dituduhkan.

"Kami tidak akan membiarkan pyromaniacs dan penjahat yang mengambil hukum ke tangan mereka sendiri untuk mengganggu kehidupan sehari-hari", katanya seraya menambahkan, "kami akan terus mengecam ekstrimis dan melakukan apa pun untuk mengembalikan rasa tenang ke Yerusalem".

Barkat mengatakan ia telah berhubungan dengan Kepala Polisi Yerusalem "dengan prioritas utama adalah penyelidikan dan keamanan anak-anak Yerusalem".

Secara terpisah, beberapa anggota Knesset berbicara menentang serangan itu.

Menteri Kehakiman Israel Tzipi Livni mengatakan dia akan mengunjungi sekolah pada hari Minggu, menambahkan "kami tidak akan membiarkan ekstrimis membakar koeksistensi yang masih ada".

Menteri Pendidikan Shay Piron menyebut serangan sebagai "insiden kekerasan, kriminal dan tercela."

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top