wartaperang - Amerika Serikat dan kekuatan Eropa menekan faksi saingan Libya untuk mengatur gencatan senjata "tanpa syarat" pada pembicaraan restart pada hari Senin, ketika dua serangan terjadi terhadap kedutaan asing terkait dengan militan Negara Islam.

Maroko menjadi tuan rumah dialog yang didukung PBB antara perwakilan dari kedua pemerintah saingan yang mengendalikan negara, memisahkan pembicaraan yang dilanjutkan pada hari Senin di Algeria. Sebuah bom meledak di luar kedutaan Maroko di Tripoli, tidak menimbulkan korban namun mobil terdekat hancur, demikian menurut pernyataan resmi pihak keamanan. Seperti banyak tempat lain di ibukota Libya, kedutaan saat ini tidak aktif.

Pemboman itu terjadi beberapa jam setelah orang-orang bersenjata menembaki kompleks kedutaan Korea Selatan dari sebuah mobil yang melintas pada hari Minggu, menewaskan dua penjaga Libya dan melukai orang ketiga.

Seorang fotografer AFP mengatakan kendaraan yang digunakan oleh penjaga keamanan penuh dengan lubang peluru, sementara itu gedung kedutaan utama tidak terkena oleh serangan tersebut.

Kementerian Luar Negeri di Seoul mengkonfirmasi serangan itu, mengatakan tiga warga Korea Selatan yang bekerja di kedutaan - termasuk dua diplomat - terluka.

Serangan itu diklaim oleh pejuang Negara Islam (IS), menurut SITE Intelligence Group, dan tweets dari pendukung IS menggunakan kata-kata yang mirip dengan mengklaim bertanggung jawab atas pemboman kedutaan Maroko.

"Sebuah bom di dalam tas meledak di dekat pintu gerbang kedutaan Maroko di daerah Bin Ashour di pusat kota Tripoli," kata pejabat keamanan seraya menambahkan bahwa tidak ada korban yang lain.

"Suara ledakan itu sangat kuat, dan (kedutaan) rumah bergetar selama beberapa detik," kata seorang saksi kepada AFP.

sumber: ZA
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top