wartaperang - Mesir akan meningkatkan lebar zona penyangga menjadi dua kali lipat yaitu sejauh satu kilometer (0,62 mil) di perbatasan dengan Jalur Gaza setelah terjadinya beberapa kekerasan anti-negara terburuk sejak Presiden Mohamed Mursi digulingkan tahun lalu.

Mesir mengumumkan keadaan darurat di daerah perbatasan setelah setidaknya 33 personel keamanan tewas bulan lalu dalam dua serangan di Semenanjung Sinai, sebuah kawasan terpencil namun strategis yang berbatasan dengan Israel, Gaza dan Terusan Suez.

Mesir juga mempercepat rencana untuk membuat 500-meter jalur penyangga di sepanjang perbatasan dengan membersihkan rumah dan pohon-pohon dan
menghancurkan terowongan bawah tanah yang mereka tuduh digunakan untuk menyelundupkan senjata dari Gaza ke militan di Sinai.

"Sebuah keputusan diambil untuk meningkatkan zona penyangga di sepanjang perbatasan di Rafah sejauh satu kilometer. Keputusan ini muncul setelah
penemuan terowongan bawah tanah dengan panjang total 800 sampai 1.000 meter", kata kantor berita MENA.

Warga Sinai, yang mengeluh karena mereka merasa telah lama diabaikan oleh negara, mengatakan mereka mengandalkan perdagangan penyelundupan melalui
terowongan untuk hidup mereka dan penciptaan zona penyangga telah memicu kebencian. Pemerintah Mesir melihat mereka sebagai ancaman dan secara teratur menghancurkan mereka.

Kekerasan militan di Sinai telah melonjak sejak militer menggulingkan Mursi, seorang pejabat Ikhwanul Muslimin pada bulan Juli 2013. Mesir telah meluncurkan
tindakan keras terhadap kelompok, memenjarakan ribuan anggota dan memasukkan organisasi itu sebagai organisasi teroris.

Ikhwanul Mukminin mengatakan mereka adalah organisasi damai dan mengutuk serangan bulan lalu.

Tapi Ansar Bayt al-Maqdis, sebuah kelompok militan yang telah bersumpah setia kepada Negara Islam, telah meningkatkan serangan terhadap polisi dan tentara di Sinai dan merilis video bulan ini dimana mereka mengakui berada di balik serangan 24 Oktober.

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top