wartaperang - Kondisi pembicaraan damai dengan Israel membutuhkan "perubahan radikal", Organisasi Pembebasan Palestina ( PLO ) mengatakan pada hari Kamis, beberapa jam setelah Israel tiba-tiba membatalkan rencana untuk membebaskan sejumlah tahanan Palestina.

Keputusan Israel memperumit upaya Menteri Luar Negeri AS John Kerry untuk menyelamatkan pembicaraan yang terancam runtuh.

Ketua juru runding Israel, Tzipi Livni, mengatakan keputusan Palestina untuk mencari aksesi di 15 konvensi internasional melalui PBB melanggar ketentuan pembebasan tahanan yang dijanjikan, yang akan menjadi gelombang keempat sejak pembicaraan kembali dimulai musim panas lalu.

Orang-orang Palestina mengajukan proposal mereka setelah Israel gagal untuk melaksanakan pembebasan seperti yang dijanjikan, pada akhir Maret. Israel melancarkan tiga gelombang pembebasan pertama tahanan, tapi menolak keras yang terakhir tanpa jaminan bahwa Palestina akan memperpanjang negosiasi, Associated Press melaporkan.

"Kondisi baru didirikan dan Israel tidak dapat melepaskan gelombang keempat tahanan", kata Livni dalam sebuah pernyataan.

Di Washington, juru bicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan langkah Israel "menciptakan masalah" tapi bahwa upaya yang dimediasi AS untuk membawa kedua pihak bersama-sama masih berlanjut. "Tidak ada pihak yang telah mengindikasikan bahwa mereka ingin berjalan jauh dari pembicaraan" kata Carney.

"Terlepas dari kenyataan bahwa telah ada beberapa kemajuan, masih ada kesenjangan, dan Israel dan Palestina harus memutuskan apakah mereka akan mengambil langkah yang diperlukan untuk menutup kesenjangan itu", tambahnya. "Amerika Serikat tidak bisa memaksakan kesepakatan di kedua sisi".

Sebelumnya hari Kamis, Kerry dengan frustrasi mendesak para pemimpin dari kedua belah pihak untuk "memimpin " dan untuk melakukannya sekarang untuk mencegah negosiasi runtuh.

sumber: alarabiya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top