wartaperang - Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh Twitter melakukan penggelapan pajak, setelah memblokir situs yang membocorkan pengungkapan korupsi di lingkaran dalam pejabat.

"Twitter, YouTube dan Facebook adalah perusahaan internasional yang didirikan untuk keuntungan", kata Recep Tayyip Erdogan dalam sambutannya di televisi. "Twitter pada saat yang sama adalah pengelak pajak. Kami akan mengejar akan hal itu", demikian menurut AFP.

Erdogan memblokir akses ke situs micro - blogging ini poada 21 Maret, namun larangan tersebut dicabut dua minggu kemudian setelah pengadilan memutuskan blok tersebut melanggar kebebasan berekspresi di daerah ini dan karena itu tidak konstitusional.

Kebocoran lewat online yang diposting anonim di Facebook, Twitter dan YouTube tampaknya menyiratkan dan lebih lanjut mengkonfirmasi keterlibatan pejabat tinggi dan lingkaran dalamnya dalam skandal yang meletus sejak Juni lalu.

Akses ke situs video-sharing YouTube telah diblokir sejak 27 Maret. Sebuah pengadilan memerintahkan pemerintah untuk memulihkan akses, namun larangan tersebut terus berlanjut.

Aksi penumpasan yang dilakukan Turki pada situs sosial memicu kritik di antara kelompok-kelompok hak asasi manusia, sekutu NATO di negara itu, dan masyarakat internasional.

Erdogan menolak tuduhan bahwa larangan itu membatasi hak untuk kebebasan berbicara di negeri ini.

sumber: alarabiya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top