Komisi Umum Revolusi Suriah melaporkan pada hari Senin secara tiba-tiba bila ISIS menarik mundur semua pasukannya dari checkpoint maupun dari benteng pertahanannya di daerah pesisir.

Abu Adham, komandan batalion di desa Salma yang dikuasai pemberontak dari pegunungan Latakia, mengatakan para pejuang ISIS tanpa peringatan meninggalkan barak mereka dan beberapa pos pemeriksaan bersama dengan pemberontak di Slama dan daerah lainnya.

Para aktivis mengatakan bahwa ISIS dan kelompok pemberontak nasionalis telah mencapai kesepakatan untuk menghindari pertikaian jika pejuang ISIS akan meninggalkan provinsi Latakia.

Dahulu ISIS pernah disambut oleh pemberontak yang berjuang melawan Presiden Suriah Bashar al - Assad, namun pelanggaran yang berlebihan oleh kelompok ini telah merubah pandangan pihak oposisi terhadap mereka. Salah satu hal yang paling utama adalah perbedaan visi masa depan dimana pemberontak yang dibawahi SNC/Koalisi Nasional Suriah mengingian negara yang berdasarkan sekular dan nasionalisme, sedangkan ISIS mengharapkan sebuah negara yang berbentuk khalifah yang berdasarkan syariah Islam.

Lebih dari 2000 orang dimana sebagian besar adalah pejuang dari nasionalis, tewas dalam 50 hari pertempuran antara pemberontak nasionalis dan ISIS. Hal ini terjadi setelah tiga aliansi pemberontak besar menyatakan perang melawan ISIS pada awal Januari.

Konflik yang telah berjalan hampir tiga tahun di Suriah dimulai dari protes sebagian besar rakyat terhadap empat dekade kepemimpinan Assad namun berubah menjadi pemberontakan bersenjata setelah tindakan keras dari pasukan keamanan.

Saat ini Suriah telah memasuki perang saudara skala penuh yang telah menewaskan lebih dari 140.000 orang dan memaksa lebih dari 6 juta - lebih dari seperempat dari populasi Suriah - meninggalkan rumah mereka.

sumber: ZA

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top