wartaperang - Pasukan Libya yang bersekutu dengan pemerintah yang didukung PBB pada hari Minggu berusaha menyerang militan ISIS di tempat persembunyian terakhir mereka di kota Sirte, dalam sebuah dorongan baru setelah istirahat sejenak dalam perayaan Idul Adha.

Sedikitnya dua orang tewas dalam bentrokan setelah pasukan pro-governnment menembaki dengan artileri lingkungan di dalam kota, menargetkan militan yang telah berpegangan pada bagian terakhir dari Sirte setelah berbulan-bulan terlibat dalam pertempuran jalanan.

Serangan udara dan serangan helikopter AS bersama dengan tim kecil pasukan khusus Barat telah membantu pasukan Libya maju di Sirte dan kehilangan kota ini akan menjadi pukulan besar bagi kelompok militan dalam merampas kubu Afrika Utara tersebut.

"Pasukan kami menargetkan pada hari Minggu tempat persembunyian dari Daesh di daerah blok 600 Sekitar No.3 dan Geza Bahriya dengan penembakan artileri berat," kata Mohamed Ghasri, juru bicara pasukan, menggunakan istilah bahasa Arab untuk mencemooh militan.

Akram Gliwan, juru bicara rumah sakit pusat Misrata, mengatakan kepada Reuters dua pejuang tewas dan enam lainnya luka-luka dan dibawa ke rumah sakit.

Pasukan sekutu pemerintah Libya yang sebagian besar berasal dari kota Misrata, 230 km (145 mil) di sebelah barat utara, mengatakan beberapa komandan dari ISIS dan pejuang mungkin telah melarikan diri dan melarikan diri ke selatan atau ke perbatasan Tunisia sebelum Sirte dikepung.

Tapi Ghasri mengatakan dua komandan ISIS, Hassan Karami dan Walid Ferjani, telah tewas dalam pertempuran di dalam kota, tanpa memberikan rincian. Komandan Misrata telah mengatakan di masa lalu Karami telah tewas, tetapi mereka belum menunjukkan apakah setiap jasad telah diidentifikasi secara positif dengan DNA.

Pemerintah Barat mendukung pemerintah yang didukung PBB di Tripoli sebagai pilihan terbaik untuk menyatukan faksi-faksi saingan bersenjata di Libya untuk menstabilkan negara, mengakhiri ancaman ISIS dan menghentikan penyelundup migran ilegal.

Tapi mereka telah menghadapi penentangan dari kelompok garis keras, terutama di timur, di mana Jenderal Khalifa Haftar telah melaksanakan kampanye sendiri terhadap militan di Benghazi. Pasukan Haftar minggu lalu menguasai pelabuhan minyak utama.

Dari rilis kantor berita yang erat dengan ISIS, puluhan dari pasukan sekutu pemerintah Libya sendiri telah tewas, berikut dengan beberapa kendaraan mereka telah hancur dalam beberapa serangan terpisah baik di sekitar Sirte maupun Benghazi.

sumber: al-arabiya, amaq

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top