wartaperang - Seorang tersangka Palestina menikam dan melukai seorang perwira militer Israel di pemukiman Tepi Barat hari Minggu pagi sebelum ditembak oleh pasukan di tempat kejadian, kata militer.

"Seorang teroris melakukan serangan menusuk di Efrat dan melukai seorang petugas," kata akun Twitter militer. Tidak ada kata langsung pada kondisi pelaku, yang sedang dievakuasi ke rumah sakit untuk perawatan.

Rumah sakit Hadassah di Yerusalem mengatakan tentara itu ditikam di ketiaknya.

Ini adalah insiden kelima warga Palestina menyerang pasukan keamanan dan warga sipil Israel sejak Jumat setelah jeda tiga minggu dalam gelombang kekerasan hampir setahun.

Sejak Oktober, 228 warga Palestina, 34 warga Israel, dua orang warga Amerika, satu warga Yordania, satu warga Eritrea dan satu warga Sudan telah tewas dalam kekerasan yang sedang berlangsung, menurut hitungan AFP.

Pasukan Israel mengatakan sebagian besar warga Palestina yang tewas sedang membawa pisau, membawa senjata atau melakukan serangan serudukan mobil. Lainnya ditembak mati selama protes dan bentrokan.

Israel menduduki Tepi Barat sejak merebutnya dalam Perang Enam Hari tahun 1967.

Meningkatna kekerasan adalah pengingat ketegangan terus-menerus yang terus memberikan sinyal kepada masyarakat internasional dan datang ketika Sekjen PBB Ban Ki-moon memperingatkan solusi dua-negara "lebih dari sebelumnya" untuk menjadi kenyataan.

Sebelumnya belum ada serangan dalam tiga minggu terakhir.

Kekuatan internasional telah mengecam perluasan terus dari pemukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem timur, dengan lebih dari 500.000 warga Israel sekarang tinggal disana dimana komunitas masyarakat internasional menganggapnya ilegal.

"Meskipun peringatan telah diberikan oleh masyarakat internasional dan wilayah tersebut, para pemimpin dari kedua belah pihak telah gagal untuk mengambil langkah-langkah sulit yang diperlukan untuk perdamaian," kata Ban pada hari Jumat.

"Biarkan aku benar-benar jelas: pemukiman adalah ilegal berdasarkan hukum internasional. Pendudukan, menyesakkan dan menindas, harus diakhiri," tambahnya.

Ban juga memuji mantan presiden Israel Shimon Peres, yang menderita stroke berat pekan ini.

Pemimpin Israel veteran ini memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1994 bersama dengan Yitzhak Rabin dan Yasser Arafat karena perannya dalam negosiasi perjanjian perdamaian Oslo.

PBB telah berjuang untuk menemukan cara untuk memulai kembali proses perdamaian Israel-Palestina, yang telah terhenti sejak upaya diplomatik yang dipimpin AS runtuh pada bulan April tahun 2014.

sumber: al-arabiya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top