wartaperang - Pemberontak Suriah merebut sebagian dari bandara militer di provinsi Sweida yang dikendalikan pemerintah pada hari Kamis dan menembak jatuh pesawat perang di dekatnya, seorang juru bicara berkata kepada AFP.

"Front Selatan telah membebaskan bandara militer Al-Thaala dan melaksanakan operasi penghancuran terhadap pasukan yang tersisa," kata juru bicara aliansi Mayor Essam al-Rayes kepada AFP.

Observatorium Suriah untuk memantau hak asasi manusia juga melaporkan kemajuan pemberontak ke bandara di provinsi selatan mayoritas Druze.

"Mereka memiliki kontrol dari sebagian bandara, yang digunakan oleh rezim untuk pesawat yang membom Daraa dan Damaskus," kata Direktur Observatorium Rami Abdel Rahman.

Tapi televisi pemerintah Suriah membantah klaim ini, dan mewawancarai gubernur provinsi yang menuduh media menyebarkan kebohongan.

"Tidak ada kebenaran klaim bahwa kelompok-kelompok teroris telah menduduki Al-Thaala di provinsi Sweida," kata televisi negara, mengutip wartawan di daerah.

"Kami sudah terbiasa dengan media kriminal dan kebohongan mereka, informasi yang dilaporkan adalah tidak berdasar dan kehidupan terus seperti biasa di provinsi ini," kata Gubernur Atef al-Nadaf.

Rayes juga mengatakan pasukan Front Selatan telah menembak jatuh sebuah pesawat tempur rezim di wilayah perbatasan antara Sweida dan tetangga provinsi Daraa.

Observatory melaporkan sama, dan televisi negara Suriah mengakui bahwa "pesawat tempur jatuh di wilayah selatan dan penyelidikan terhadap penyebabnya sedang berlangsung."

Kemajuan Front Selatan ke bandara Al-Thaala datang sehari setelah aliansi, kelompok yang moderat dan pasukan pemberontak Islam, merebut basis Brigade ke-52 di Provinsi Daraa.

Abdel Rahman mengatakan banyak dari pasukan rezim yang melarikan diri dari Brigade ke-52 ketika markas mereka direbut pada hari Rabu dan telah ditarik ke Al-Thaala, yang terletak sekitar 10 kilometer (enam mil).

Provinsi Sweida telah menyelamatkan banyak pertempuran di Suriah, dan tetap hampir seluruhnya di bawah kendali rezim.

Sebagian besar penduduknya adalah Druze, pengikut dari cabang rahasia dari Islam Syiah, yang terdiri sekitar tiga persen dari populasi pra-perang Suriah dari total penduduk 23 juta orang.

Masyarakat telah agak terbagi selama terjadinya pemberontakan di negara itu, dengan beberapa anggota berjuang bersama pemerintah sementara yang lain mengekspresikan simpati bagi oposisi.

Sebagian besar warga Druze telah mengangkat senjata hanya membela daerah mereka, dan sebagian telah keluar menuju pertempuran yang lebih luas.

sumber: al-arabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top