wartaperang - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim serangan bom martir di sebuah pangkalan polisi Irak utara dari Baghdad dimana pejabat mengatakan pada hari Selasa telah menewaskan sedikitnya 47 orang.

Seorang pria Somalia meledakkan sebuah kendaraan lapis baja yang dipenuhi dengan bahan peledak ke dalam pangkalan, sementara seorang warga Tajik dan Suriah meledakkan sebuah Humvee dan truk di daerah, ISIS mengatakan dalam sebuah pernyataan online.

Seorang perwira intelijen militer mengatakan serangan Senin terhadap basis polisi federal terletak antara Samarra dan Tharthar menewaskan 47-40 polisi dan tujuh paramiliter pro-pemerintah.

Haider al-Ramahi, seorang pejabat dari partai politik Syiah yang sebelumnya telah membantu beberapa dari mereka yang tewas bergabung polisi, menyebutkan korban mencapai 48 tewas.

Polisi tewas dikubur hari Selasa di kota suci Syiah Najaf, selatan Baghdad.

Mohammed al-Bayati, seorang kerabat dari salah satu orang mati mengatakan bahwa "para martir berasal dari keluarga Turkmen yang mengungsi ke Najaf setelah jatuhnya kota mereka ke tangan ISIS."

"Mereka bergabung dengan polisi untuk mengambil bagian dalam membebaskan wilayah mereka dan Irak secara umum dari kontrol (ISIS)," katanya.

Wilayah dimana serangan itu terjadi telah digunakan dalam operasi militer yang ditujukan untuk memotong jalur pasokan ISIS di Anbar, sebuah provinsi barat Baghdad di mana militan menyerbu kota Ramadi bulan lalu.

Selama tahun lalu, ISIS telah menyita persenjataan dan kendaraan militer yang tangguh, senjata dan amunisi didapat dari pasukan Irak yang mundur ketika pejuang ISIS merebut banyak jantung Arab Sunni di negara itu.

Dalam beberapa hari terakhir, pasukan keamanan telah berhasil memukul mundur beberapa serangan bom martir yang melibatkan kendaraan berkat sistem anti-tank, tetapi tidak semua pasukan memiliki akses ke senjata-senjata tersebut.

Pada hari Selasa, anggota koalisi yang dipimpin AS melakukan serangan udara terhadap ISIS dan memberikan pelatihan dan senjata untuk pasukan Irak yang mengadakan pembicaraan di Paris terkait serangkaian keuntungan di medan perang oleh Negara Islam di Irak dan Suriah.

sumber: al-arabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top