wartaperang - Setidaknya 142 orang tewas dan 351 terluka ketika pembom bunuh diri meledakkan diri di dua masjid yang dihadiri oleh jamaah Syiah di ibukota Yaman Sanaa pada Jumat, kata sumber-sumber medis.

Pejabat departemen kesehatan Nashwan al-Atab dikutip oleh AFP mengatakan bahwa korban sebelumnya melonjak menyusul informasi yang dikumpulkan dari berbagai rumah sakit di Sanaa.

Saluran televisi milik pemberontak mengatakan 137 orang tewas dan 345 luka-luka.

Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengeluarkan pernyataan yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri.

Serangan dilakukan dimana empat pembom mengenakan sabuk peledak menargetkan jamaah di dalam dan di luar masjid yang ramai, terjadi sehari setelah sebuah pesawat perang tak dikenal menyerang istana presiden di kota selatan Aden.

Senjata anti-pesawat menembaki pesawat yang terbang tinggi di atas komplek presiden di Aden pada hari Jumat, sumber pemerintah dan saksi mengatakan.

Arab Saudi mengutuk serangan terhadap masjid Sana'a serta serangan udara baru pada komplek presiden di kota selatan Ade.

Saudi Press Agency mengutip sumber resmi yang mengatakan: "Kerajaan Arab Saudi telah, dengan keprihatinan yang mendalam, mengikuti perkembangan menyakitkan terbaru dalam saudara-saudara Yaman, mengutip serangan udara yang menargetkan kota Aden, Istana Kepresidenan, dan sekitarnya kemarin serta pemboman hari ini, yang berlangsung di Sanaa."

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon juga mengutuk "serangan teroris" di masjid Yaman.

Dalam sebuah pernyataan dari juru bicaranya Farhan Haq, Ban menyerukan semua pihak untuk mengakhiri permusuhan dan menahan diri.

"Semua pihak harus mematuhi komitmen mereka untuk menyelesaikan perbedaan dengan cara damai, dan harus terlibat dalam itikad baik dalam negosiasi yang difasilitasi PBB berkelanjutan untuk mencapai musyawarah mufakat," kata pernyataan itu.

Yaman dirobek-robek oleh perebutan kekuasaan antara pemberontak Houthi yang didukung Iran di utara dan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui PBB, yang telah mendirikan kursi saingan di selatan dengan dukungan dari negara-negara Teluk Arab Sunni.

Masjid-masjid di Sanaa dikenal untuk digunakan terutama oleh pendukung kelompok Houthi, yang menguasai sebagian besar Yaman utara.

Bangkitnya kekuatan Houthi sejak September tahun lalu telah memperdalam perpecahan di Yaman dari afiliasi politik dan agama, dan meninggalkan negara semakin terputus dari dunia luar.

Seorang saksi mengatakan ia mendengar dua ledakan berturut-turut di salah satu masjid, yang dikenal sebagai masjid Badr, di lingkungan yang sibuk di pusat kota Sanaa.

"Saya akan berdoa di masjid maka saya mendengar ledakan pertama, dan sedetik kemudian aku mendengar satu sama lain," kata saksi Reuters.

Rumah Sakit di Sanaa meminta donor darah untuk membantu mengobati sejumlah besar korban. Seorang saksi Reuters di tempat kejadian masjid Badr mengatakan dia menghitung setidaknya 25 badan berdarah atau mayat tergeletak di jalan dan di dalam bangunan masjid.

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top