wartaperang - Hampir semua dari 436 masjid di Republik Afrika Tengah telah dihancurkan oleh beberapa bulan pertempuran ganas antara Kristen dan Muslim, Duta Besar AS untuk PBB mengatakan pada hari Selasa, menyebut kehancuran "agak gila dan mengerikan."

Samantha Power berbicara kepada wartawan setelah kunjungan Dewan Keamanan pekan lalu terhadap negara tersebut. Dia menyatakan keprihatinan tentang kemungkinan kekosongan keamanan yang akan datang ketika Uni Eropa dan pasukan Perancis menarik keluar pasukannya dan pasukan penjaga perdamaian PBB masih belum dengan kekuatan penuh.

Setidaknya 5.000 orang telah tewas sejak Republik Afrika Tengah meledak menjadi kekerasan sektarian yang belum pernah terjadi sebelumnya pada bulan Desember 2013. Hampir 1 juta orang dari negara seukuran Texas dengan 4,5 juta penduduk telah mengungsi. Banyak dari mereka yang telah melarikan diri adalah Muslim.

Power mengatakan 417 masjid di negara itu telah hancur. Dia mengunjungi satu yang tersisa lingkungan Muslim di ibukota, Bangui, dan menggambarkan penduduk sebagai "penduduk yang ketakutan."

Beberapa wanita Muslim, takut meninggalkan masyarakat sambil mengenakan cadar mereka, memilih untuk melahirkan di rumah mereka, bukan rumah sakit, kata duta besar.

Pasukan penjaga perdamaian PBB, pasukan Perancis dan operasi militer Uni Eropa telah mencoba untuk menenangkan kekerasan. Tapi Power mengatakan akan menarik kekuatan Uni Eropa terakhir yaitu sekitar 750 tentara dari Republik Afrika Tengah selama akhir pekan, tak lama setelah kunjungan Dewan Keamanan.

"Itu dropoff besar dalam kemampuan," katanya. Sementara itu, pasukan Prancis telah mengumumkan "penarikan substansial" pada akhir tahun ini. Perancis telah mengirim 2.000 tentara ke bekas koloninya.

Pasukan penjaga perdamaian PBB tetap pada sekitar 80 persen dari kekuatan yang direncanakan sekitar 10.000, kata Power. Sekjen PBB pada bulan lalu meminta lebih dari 1.000 penjaga perdamaian tambahan.

Dia mengatakan pasukan gabungan telah "menghindari skenario terburuk," tetapi kelompok-kelompok bersenjata di negara itu tetap dipersenjatai. Duta besar mengatakan perlucutan senjata adalah "prioritas besar."

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top