wartaperang - Israel mengumumkan pembukaan kembali pintu ke kompleks Al-Aqsa pada hari Kamis, setelah mereka telah ditutup menyusul penembakan seorang garis keras Yahudi Rabu malam yang diikuti dengan kerusahan oleh warga Palestina yang marah.

Polisi Israel menembak mati Muataz Hijazi, orang Palestina yang diduga menembak dan mencoba untuk membunuh aktivis Yahudi, tapi insiden tersebut menyebabkan bentrokan antara demonstran Palestina dan polisi anti huru hara Israel.

Israel telah mengatakan sebelumnya bahwa penutupan situs itu sementara dan bertujuan untuk menenangkan emosi setelah penembakan.

Sesaat sebelum pengumuman itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki mendesak Israel untuk membuka kembali gerbang untuk semua jamaah, dan mengutuk penembakan rabi Yehuda Glick, seorang warga negara Israel-Amerika.

Lembaga Islam atas berbasis di Kairo, al-Azhar, menyebut penutupan masjid sebagai "tindakan barbar" itu bisa menjadi bahan bakar konflik agama.

Dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh kantor berita negara Mesir MENA, lembaga Sunni menyerukan umat Islam dan masyarakat internasional untuk "segera turun tangan untuk menghentikan aksi barbar ini yang memperburuk konflik agama".

Tetangga Yordania juga mengecam "penutupan gerbang al-Aqsha dan mencegah umat beriman masuk", lapor kantor berita resmi Petra.

Kementerian Urusan Islam negara itu, Hayel Daoud, mendesak bantuan masyarakat melakukan tekanan internasional terhadap Israel "untuk meningkatkan blokade teroris" kepada komplek al-Aqsa.

"Ini adalah eskalasi yang berbahaya oleh otoritas pendudukan dan negara terorisme yang kita tidak dapat menerima atau berdiam diri", kata Daoud.

Presiden Palestina Mahmud Abbas menyebut penutupan dengan ungkapan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan "deklarasi perang".
Baca Juga: Bentrok Meletus Ketika Israel Membunuh Tersangka Warga Palestina

sumber: alarabiya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top