wartaperang - Tiga hari sebelum pemilihan nasional di Tunisia, polisi bentrok dengan tersangka militan di dua wilayah negara pada hari Kamis dan setidaknya dua orang tewas.

Di Oued Ellil, pinggiran Tunis, ibukota, pasukan keamanan mengepung sebuah rumah yang diduga dihuni gerilyawan setelah baku tembak disana menewaskan satu polisi dan melukai lainnya.

Negosiasi berlangsung bertujuan untuk melepaskan perempuan dan anak-anak di rumah yang tampaknya adalah anggota keluarga dari orang-orang bersenjata di dalam, kata juru bicara Menteri Dalam Negeri Mohammed Ali Aroui.

Dia mengatakan tujuan kelompok bersenjata adalah untuk mengganggu pemilihan hari Minggu.

Saksi di tempat kejadian mengatakan gas dan listrik untuk rumah yang dikepung telah dipotong.

Kamis pagi, polisi menangkap dua pria bersenjata dengan senapan serbu di selatan Kebili dalam bentrokan yang menewaskan seorang pengunjung, kata para pejabat. Tanpa memberikan rincian, Aroui mengatakan orang-orang itu merencanakan serangan teroris.

Pada hari Minggu, Tunisia akan berusaha untuk menyelesaikan transisi demokrasi setelah menggulingkan diktator pada tahun 2011 dengan pemilihan parlemen, dan pemerintah telah memperingatkan bahwa gerilyawan akan berusaha untuk mengganggu pemilu.

Pada beberapa minggu sebelum pemilu, aparat keamanan telah melakukan serangkaian operasi yang ditujukan untuk membongkar sel ekstremis.

"Pasukan kami telah dimobilisasi dan siap untuk melindungi proses pemilihan sehingga tidak ada yang dapat mengganggu", kata Aroui.

Kementerian Pertahanan juga mengatakan bahwa sebuah bom meledak di dekat patroli militer di wilayah pegunungan Kef dekat perbatasan Aljazair pada hari Kamis, namun tidak ada yang terluka.

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top