wartaperang - Pada hari Rabu (Oct 1, 2014) Negara Islam (ISIS) mengklaim bahwa mereka telah membuka konsulat diplomatik pertama di Istanbul.

Abu-Omar al-Tunisi, kepala ISIS Hubungan Luar Negeri mengumumkan bahwa Negara Islam bertekad untuk membuka konsulat diplomatik pertama di Istanbul, dan di negara yang bersahabat seperti Turki.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan tegas menolak kehadiran ISIS di negeri ini, namun, sumber resmi di pemerintahan secara anonim menyatakan bahwa Turki sedang mengembangkan hubungan formal dengan Negara Islam menyusul pengumuman al-Tunisi bahwa Negara Islam telah membuka konsulat di Istanbul.

Menurut harian Turki Aydinlik, konsulat akan memberikan pelayanan konsuler bagi semua orang yang ingin bergabung dengan Negara Islam, mengirim dana uang, dan akan membayar biaya rumah sakit bagi semua militan yang terluka yang melakukan perjalanan ke Turki untuk menerima perawatan medis.

Perlu dicatat bahwa account Twitter baru-baru ini yang di tutup milik ISIS telah menunjukkan alamat dan kontak informasi dari konsulat Negara Islam di Istanbul.

Beberapa hari sebelumnya, pada hari Kamis, media Turki mengungkapkan bahwa rumah sakit telah menerima dan membayar untuk mengobati banyak pejuang sakit dan terluka dari Negara Islam.

Media berbicara tentang keberadaan pemimpin ISIS senior dan pejuang dari organisasi Negara Islam, yang dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi, mencari perawatan medis di Turki, sementara media resmi pemerintah meremehkan masalah yang sedang berlangsung sebagai berita tentang menampung "Korban oposisi Suriah".

Dalam kasus terbaru seperti pada pada hari Kamis, kantor berita resmi Turki Anatolia melaporkan berita tentang kedatangan "4 warga Suriah terluka, termasuk seorang anak, ke pusat Nazib, provinsi Gaziantep, untuk menerima pengobatan yang terluka dalam operasi militer yang dilakukan oleh tentara reguler Suriah".

Surat kabar Turki Taraf mengatakan hari ini bahwa "delapan pemimpin yang paling penting dalam Negara Islam, terluka dalam pemboman Amerika bulan ini, dipindahkan ke kota Urfa di Turki selatan dan dirawat di rumah sakit swasta. Pemerintah Turki telah berhasil mentransfer dan membayar biaya pengobatan mereka sepenuhnya".

sumber: iraqinews
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top