wartaperang - Angkatan udara Irak keliru menjatuhkan makanan, air dan senjata ke militan Negara Islam (ISIS) bulan lalu, kata seorang pejabat keamanan, Rabu (Oct 1, 2014).

"Beberapa pilot mengangkut bantuan - senjata dan makanan - tidak menjatuhkan bantuan ke tentara di daerah yang terkepung terutama Brigade 1 dan 30", Hakim Al-Zamili, anggota keamanan dan pertahanan komite Parlemen, mengatakan kepada Al-Arabiya News.

Adik channel Al-Arabiya Al-Hadath melaporkan bahwa pemerintah telah meluncurkan penyelidikan atas insiden memalukan yang dilaporkan terjadi pada 19 September di Saglawyah di provinsi Anbar.

Media Irak melaporkan bahwa angkatan udara telah berusaha menjatuhkan makanan dan amunisi untuk tentara Irak yang dikepung oleh militan Negara Islam di Saglawyah ketika bantuan itu keliru dikirim ke para militan.

"Para pilot juga tidak memiliki cukup pengalaman, kecerdasan atau itu adalah kesalahan teknis", Ghassan Attiyah, presiden Yayasan Irak untuk Pembangunan dan Demokrasi, mengatakan kepada Al-Arabiya News.

"Agar pengedropan lebih tepat, perlu ada peralatan ditambah dengan intelejen on-the-ground canggih untuk membantu mereka menemukan target ISIS", kata Attiyah yang berbasis di London, yang menulis "The Making Irak: 1908-1920" katanya.

Sementara pesawat dilaporkan tidak memiliki data intelligence yang tepat di lapangan, "mereka juga membutuhkan fitur tambahan. Apakah mereka memiliki fitur ini cukup untuk mencari target dengan presisi?", Tanyanya.

Tapi Attiyah mengatakan kesalahan yang tidak biasa dalam perang di mana garis depan sering kabur dan mencatat "koordinasi" terbatas antara pasukan udara Irak dan pasukan darat.

Analis berbasis di Erbil Ali Abdulamir menyalahkan pada "Pengalaman yang lemah" dari pilot atas kejadian tersebut.

"Sebagian besar pilot tersebut telah ditarik setelah meninggalkan pekerjaan mereka lama", katanya kepada Al-Hadath.

Perdana Menteri Irak yang baru Haidar al-Abadi baru-baru ini mengirim dua jenderal ke masa pensiun dalam upaya untuk mereformasi angkatan bersenjata.

Abdulamir mengatakan pemerintah juga perlu memberhentikan dan menyelidiki jenderal lain yang dianggap bertanggung jawab atas buruknya kinerja tentara, terutama setelah kehilangan petak besar tanah terhadap militan ISIS.

"laporan AS mengatakan bahwa seperempat dari pasukan Irak dalam keadaan mampu, dan pernyataan ini adalah untuk mempercantik wajah memalukan yang disebut militer Irak", kata Abdulamir.

"Ini tidak benar, tidak ada pasukan Irak; tentara Irak runtuh dan apa yang kita miliki adalah milisi yang mengajukan diri", tambahnya.

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top