Courtesy of Zaman Alwasl - Pemberontak Suriah
wartaperang - Faksi Islam Suriah telah berhasil merebut kembali wilayah dari tentara rezim dan sekutu milisi di pinggiran kota Ghouta Timur, aktivis mengatakan Selasa.

Kemajuan baru-baru ini datang setelah Pemberontak membentuk ruang operasi militer baru di pinggiran kota yang diperangi yang terdiri dari Islam Army, Ajnad al-Sham, Ahrar al-Sham, Nusra Front dan Failaq al-Rahman.

Pada hari Senin rezim militer Suriah yang didukung oleh milisi Syiah mengambil tanah di wilayah Marj al-Sultan dekat bandara militer yang dikuasai pemberontak al-Marj. Kemajuan tersebut hanya berlangsung beberapa jam saja.

Islam Army mengatakan pasukan rezim yang didukung oleh pesawat-pesawat tempur Rusia bertujuan untuk membagi Ghouta Timur pinggiran kota menjadi dua bagian dan untuk memotong pasokan rute utama dengan Mengambil wilayah Marj al-Sultan.

Kelompok pasukan pemberontak mengatakan lebih dari 150 tentara rezim telah tewas dalam bentrokan yang sedang berlangsung.

Pada hari Minggu, sekitar 70 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangan udara dan rudal di distrik sekolah di Douma dan pinggiran kota tetangga Damaskus timur.

Dalam perkembangan terkait, kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada hari Selasa pesawatnya telah melakukan serangan udara untuk mendukung empat kelompok pemberontak di Suriah, mengatakan mereka bekerja sama untuk mencoba menyatukan upaya pasukan Angkatan Darat pemerintah dan FSA melawan Negara Islam, Reuters melaporkan.

Rusia mengatakan telah mealakukan pemboman dalam mendukung kelompok yang disebut "Ganim" yang katanya merupakan bagian dari Tentara Suriah Bebas(FSA), serta mendukung kelompok yang disebut "Desert Lions", kelompok lain yang disebut "Kalamun," dan yang lainnya lagi "Pasukan Demokratik."

Sementara itu, Amerika Serikat dan Rusia setuju Selasa untuk mendorong dengan perundingan damai Suriah di New York minggu ini, setelah pembicaraan intens antara Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Presiden Vladimir Putin.

Setelah pertemuan tiga jam di Moskow antara Putin dan Kerry, Rusia dan Amerika Serikat tampaknya menjadi langkah lebih dekat untuk posisi masing-masing di Suriah, meskipun perbedaan tetap pada nasib Bashar al-Assad.

sumber: ZA
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top