wartaperang - Flavien Moreau, militan Perancis pertama yang kembali dari Suriah, telah dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara setelah Pengadilan Pidana Paris menjatuhkan hukuman maksimum pada hari Kamis, menyimpulkan sidang yang dimulai pada 17 Oktober.

Warga Perancis yang lain Djebbar Farid, 26 tahun, diadili dalam kasus yang sama yang sesuai dengan Moreau dan juga di tuntut pada hari Kamis untuk empat tahun penjara.

Berbicara kepada wartawan di gedung pengadilan, Moreau, 28, mengatakan ia pergi ke Suriah untuk berjuang bersama Negara Islam Irak dan Levant, atau ISIL. Namun, ia keluar dari kelompok teror hanya setelah 10 hari ketika kecanduannya terhadap rokok menjadi tak tertahankan baginya untuk melanjutkan, ia menambahkan.

Negara Islam telah melarang rokok di kalangan pejuangnya.

Warga Perancis ini mengatakan ia memasuki Suriah pada bulan November 2012, dimana ia membeli Kalashnikov dan bergabung dengan kelompok pejuang di kota Atbe.

Dia mengatakan merokok menyebabkan dia banyak masalah meskipun dia menggunakan gusi nikotin untuk menghentikan kecanduan.

"Aku berjuang untuk tidak merokok, karena merokok dilarang aku telah membawa Nicorettes - sejenis permen karet nikotin - tetapi mereka tidak cukup jadi aku meninggalkan pistol saya kepada 'Emir' - Komandan kelompok pejuang - dan aku pergi", kata Moreau.

Namun, saluran TV Perancis Europe 1 memberikan versi yang berbeda dari cerita Moreau dan mengatakan ia diminta untuk meninggalkan kelompok itu oleh sesama militan karena kurangnya kemampuan untuk menggunakan senjata.

Moreau yang baru masuk Islam adalah keturunan dari Korea Selatan. Sebuah keluarga Perancis telah mengadopsi dia ketika dia berusia dua tahun.

Setelah meninggalkan Suriah, Moreau kembali ke Perancis untuk membeli rokok elektronik untuk membantu dia berhenti kecanduan nikotin dan kembali ke medan pertempuran.

Dia akhirnya ditahan di Perancis pada Januari 2013 ketika ia mencoba untuk membeli paspor palsu.

Menurut pihak berwenang Jerman, sekitar 3.000 warga negara-negara Eropa Barat, termasuk 400 Jerman telah bergabung dengan Negara Islam Irak dan Levant, atau ISIL, di antaranya 1.000 warga Perancis.

"Sejak awal 2014, jumlah warga Perancis yang meninggalkan negara untuk berjuang di Suriah dan Irak telah meningkat sebesar 82%", menurut Menteri Dalam Negeri Perancis Bernard Cazeneuve.

sumber: ZA
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top