wartaperang - India pada hari Jumat melancarkan operasi pencarian dan penyelamatan pesawat Angkatan Udara India yang hilang dengan 29 orang di dalamnya.

service office jakarta .adv - Pesawat pengintai, Angkatan Laut dan kapal penjaga pantai mulai melakukan pencarian di Teluk Benggala setelah pesawat menghilang tak lama setelah lepas landas dari selatan kota Chennai dalam perjalanan ke Port Blair, ibukota Andaman dan kepulauan Nicobar.

"Skala pencarian penuh dan penyelamatan diluncurkan untuk mencari IAF AN 32 yang terlambat tiba di Port Blair sejak pukul 11:30. Seluruh aset sedang digunakan untuk melakukan pencarian," demikian menurut kementerian pertahanan.

Kontak terakhir dengan pesawat angkut militer buatan Rusia Antonov AN-32, yang membawa tenaga militer dan enam anggota awak, dilakukan sekitar 15 menit setelah lepas landas dari Chennai, kata seorang juru bicara IAF.

"Sebuah operasi pencarian sedang berjalan. Pesawat mengudara pada pukul 8:30 am (03:00 GMT) dan seharusnya mendarat di Port Blair pukul 11:30," kata Komandan Wing Anupam Banerjee.

Kantor berita Press of Trust India melaporkan AN-32 bisa terbang selama empat jam tanpa pengisian bahan bakar.

Angkatan Udara India, yang sangat bergantung pada peralatan buatan Rusia memiliki sekitar 100 AN-32 dalam armadanya, memiliki catatan keselamatan yang buruk.

Dalam salah satu bencana terburuk yang melibatkan AN-32 di India, 20 orang di dalamnya meninggal sementara tiga warga sipil terbakar sampai mati saat pesawat itu jatuh di dekat bandara New Delhi pada tahun 1999.

Dan pada tahun 2013, semua dari 20 orang di dalam sebuah helikopter militer tewas ketika jatuh di India utara.

Angkatan udara India secara bertahap telah menyingkirkan beberapa pesawat tuanya, beberapa di antaranya telah dibuat pada tahun 1960-an.

Para ahli telah memperingatkan penundaan yang dilakukan pemerintah India dalam pembenahan pesawat militer usang yang mengancam keamanan nasional, dengan beberapa armada hampir di masa terakhir mereka.

Penawaran baru telah terperosok dalam pertengkaran birokrasi, terutama terkait perjanjian untuk membeli 36 jet tempur Rafale dari Prancis Dassault Aviation, yang telah tertunda sejak 2012.

India adalah importir senjata terbesar dunia, dengan Amerika Serikat sebagai pemasok nomor satunya.

Negara di Asia Selatan ini telah berusaha untuk mengembangkan pesawat tempur sendiri tapi penundaan dan kekurangan teknis telah merusak kemajuan mereka.

sumber: al-arabiya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top