wartaperang - Kepala Al-Nusra Front di Suriah mengatakan kelompok militan itu memutuskan hubungan dengan Al-Qaeda dan mengubah namanya.

Abu Mohamad al-Jolani mengatakan Al-Nusra akan mengubah nama menjadi Jabhat Fateh al-Sham dan mengucapkan terima kasih kepada "komandan Al-Qaeda karena telah memahami kebutuhan untuk memutuskan hubungan."

AS: Nusra Masih Menjadi Target

Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada hari Kamis bahwa militan Nusra Front tetap menjadi target yang adil bagi AS dan pesawat tempur Rusia di Suriah meskipun telah memutuskan untuk memutuskan hubungan dengan al-Qaeda dan mengubah namanya menjadi Jabhat Fatah al-Sham.

Juru bicara Departemen Luar Negeri John Kirby mengatakan pengumuman Nusra Front hanya bisa menjadi latihan rebranding dan Amerika Serikat akan menilai dengan tindakan, tujuan dan ideologinya.

Kirby juga mengatakan latihan kemanusiaan Rusia dan Suriah di sekitar Aleppo pada hari Kamis tampaknya benar-benar menjadi sebuah upaya untuk memaksa evakuasi warga sipil dan penyerahan kelompok militan.

Sementara itu, Jolani membuat pernyataan setelah mengatakan cabang Al-Qaeda di Suriah, Nusra Front, bahwa dia sengaja memutus hubungan dengan organisasi organisasi militan global untuk melestarikan persatuan dan melanjutkan pertempuran di Suriah, dalam sebuah pernyataan audio yang dirilis pada hari Kamis.

"Anda dapat mengorbankan tanpa ragu-ragu ikatan organisasi dan partai ini jika mereka bertentangan dengan kesatuan dan bekerja sebagai satu tubuh," kata pemimpin al-Qaeda Ayman al-Zawahri dalam sebuah pernyataan audio yang diarahkan kepada Nusra Front.

"Persaudaraan Islam di antara kita lebih kuat daripada afiliasi organisasi, persatuan dan unifikasi anda lebih penting bagi kami daripada link organisasi."

Terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Nusra Front dikeluarkan dari perjanjijan penghentian permusuhan pada bulan Februari di Suriah. Rusia dan Amerika Serikat juga membahas koordinasi yang lebih erat untuk menargetkan kelompok ini.

Berbicara sebelum pengumuman hari Kamis, Charles Lister, seorang ahli dengan Middle East Institute, mengatakan bahwa sementara oposisi Suriah selalu menuntut Nusra meninggalkan al-Qaeda, kekuatan Barat tidak mungkin untuk mengubah penilaian mereka kepada kelompok ini.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry telah mengusulkan kerjasama yang lebih erat dengan Rusia melawan Nusra Front, termasuk berbagi intelijen untuk mengkoordinasikan serangan udara terhadap pasukannya.

Aymenn Jawad Al-Tamimi, seorang peneliti di US think tank Forum Timur Tengah, mengatakan putusnya hubungan formal dengan al-Qaeda dan kemungkinan pembentukan koalisi baru diantara pejuang berkat al-Qaeda "bisa dibilang merupakan hasil terburuk dari perspektif AS ".

Dia mengatakan hal ini akan membuat "penargetan tokoh teroris jauh lebih sulit karena mereka akan semakin tertanam dalam pemberontakan yang lebih luas".

"Sebuah koalisi besar antara Nusra Front dan kelompok lain kemudian akan dengan cepat dan mudah membongkar banyak kelompok yang didukung AS di antara pemberontak Suriah di utara", tulisnya.

Nusra Front didirikan tak lama setelah pemberontakan terhadap Assad pecah pada tahun 2011. Awalnya didukung oleh ISIS, yang menguasai sejumlah bagian wilayah di Suriah dan Irak, lalu kelompok itu memisahkan diri dari Negara Islam pada tahun 2013.

Kelompok ini telah dimasukkan kedalam daftar hitam oleh Dewan Keamanan PBB, meskipun di banyak bagian Suriah, kelompok ini sering bertempur di sisi yang sama
dengan kelompok mainstream yang disukai oleh Washington dan sekutu Arabnya.

Pemberontak yang berjuang di bawah bendera Tentara Pembebasan Suriah telah membantah koordinasi langsung dengan Nusra, yang juga telah berjuang dan menghancurkan beberapa kelompok pemberontak yang didukung Barat.

Setelah tiarap pada masa-masa awal gencatan senjata di Suriah pada bulan Februari, Nusra telah kembali muncul di medan perang ketika diplomasi telah berujung gagal, menjadi ujung tombak serangan baru pada milisi Iran pro-pemerintah Suriah di dekat Aleppo, komandan Nusra dan pemberontak lainnya mengatakan.

Proposal untuk menjauhkan Nusra dari al-Qaeda telah disuarakan sebelumnya. Tahun lalu, sebuah sumber mengatakan kepada Reuters bahwa para pemimpin kelompok itu mempertimbangkan untuk memotong hubungan dengan al-Qaeda untuk membentuk entitas baru yang didukung oleh beberapa negara-negara Teluk Arab yang berusaha menggulingkan Assad, tetapi juga memusuhi ISIS.

sumber: al-arabiya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top