wartaperang - Seorang wanita diminta untuk melepaskan jilbab ketika dia melamar pekerjaan di sebuah toko perhiasan dan diberitahu lamarannya akan membuang-buang waktu jika dia menolak melakukannya, New Zealand Herald melaporkan.

Mona Alfadli, 25 tahun, mengatakan kepada surat kabar bahwa ia telah menyelesaikan studinya di Selandia Baru, tapi ingin mencari pekerjaan, kemudian ia mengirimkan lamaran pada James Pascoe Group untuk posisi sebagai asisten penjualan.

service office jakarta .adv - Tapi ketika dia mendekati manajer toko, dia diberitahu bila lamarannya adalah 'buang-buang waktu' jika dia tidak melepas jilbabnya, laporan tersebut menambahkan.

"Saya merasa malu karena butuh banyak keberanian untuk berjalan ke toko dan berbicara dengan manajer mengenai pekerjaan, terutama karena aku takut penolakan," jelasnya.

Sekarang perusahaan telah merespon kejadian tersebut, memberikan peringatan kepada stafnya dalam sebuah pernyataan bahwa prasangka tersebut tidak akan ditoleransi oleh perusahaan mereka.

Menurut surat kabar, ini adalah insiden kedua terjadi dalam sembilan bulan terakhir. Wanita lain juga ditolak dari toko perhiasan yang sama pada bulan Oktober. Dia mengeluh dan kemudian diberi kerja paruh waktu, laporan tersebut menambahkan.

Alfadli mengatakan kepada surat kabar dia ingin memberikan keluarganya rumah 'aman', setelah berimigrasi dari Kuwait pada tahun 2008.
"Saya bisa melakukan pekerjaan apa pun, saya tidak keberatan, tapi aku akan dengan tetap jilbab saya," jelasnya. "Aku akan menjaga identitas saya, dan menghormati budaya dan agama saya."

Menanggapi insiden ini, kepala petugas keuangan Stewart Dawsons, Kevin Turner, mengatakan kepada Herald bahwa ia merasa "hancur" ketika mendengar kejadian itu.

Dia menambahkan, "Manajer yang dimaksud adalah orang baru untuk perusahaan, sehingga ia tidak bersama dengan kami untuk waktu yang lama."

"Setelah mengatakan bahwa dia seharusnya tahu lebih baik, ia tidak mengikuti kebijakan perusahaan. Kami mengambil hal ini benar-benar serius, itu tidak baik dan kami akan meresponnya dengan cara yang tepat."

Dan dia menambahkan bahwa perusahaan akan meminta maaf atas insiden tersebut.

Saat ini, kekerasan terhadap komunitas Islam meningkat di beberapa negara barat terkait dengan semakin meningkatnya aksi pejuang Islam Radikal di beberapa negara akhir-akhir ini. Namun insiden seperti ini sebetulnya bahkan biasa terjadi pula di negara dengan mayoritas penduduknya pemeluk Islam seperti Indonesia.

sumber: click disini

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top