wartaperang - Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan pada hari Selasa Amerika Serikat masih dalam diskusi dengan para pejabat Turki untuk penggunaan pangkalan militer Turki dalam memerangi militan Negara Islam Irak dan Suriah.

Juru bicara itu juga mengatakan bahwa dampak serangan udara pimpinan AS dibatasi oleh tidak adanya pasukan darat yang dapat mengakhiri pengepungan kota Suriah Kobani.

Perang terhadap para militan di Suriah mengancam untuk menghancurkan proses perdamaian di negara tetangga Turki di mana banyak warga Kurdi yang marah dengan Ankara karena penolakannya untuk membantu melindungi kerabat mereka di Suriah.

Nasib warga Kurdi Suriah di Kobani memicu kerusuhan di Turki dimana 15 juta orang Kurdi pekan lalu melakukan demo di mana sedikitnya 35 orang tewas.

Pesawat-pesawat tempur Turki dilaporkan telah menyerang sasaran pemberontak Kurdi di Turki tenggara setelah militer mengatakan telah diserang oleh kelompok militan Kurdi PKK yang telah ada di daftar reroris, mempertaruhkan untuk menyalakan kembali konflik tiga dasawarsa yang menewaskan 40.000 orang sebelum gencatan senjata dinyatakan dua tahun yang lalu .

Kurdi dalam Kobani mengatakan serangan yang dipimpin AS pada Negara Islam Irak dan Suriah telah membantu, tetapi bahwa militan, yang telah mengepung kota selama berminggu-minggu, masih menyerang.

"Hari ini ada serangan udara sepanjang hari, yang merupakan kali pertama terjadi. Dan kadang-kadang kita melihat satu pesawat melakukan dua serangan, menjatuhkan dua bom sekaligus", kata Abdulrahman Gok, seorang wartawan dengan warga Kurdi lokal yang berada di dalam kota.

"Serangan masih terus", katanya melalui telepon dengan suara ledakan terdengar di latar belakang.

"Pada sore hari, Negara Islam mengintensifkan penembakan artileri atas kota", katanya. "Fakta bahwa mereka tidak melakukan tatap muka, melawan jarak dekat tapi malah menembaki kota dari jauh adalah bukti bahwa mereka telah terdorong kembali sedikit".

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top