PM Libya - Ali Zaidan - mengingatkan warga Libya tentang kemungkinan kekuatan asing yang ikut campur ke dalam negeri Libya kecuali negeri ini bisa menghentikan kekacauan yang ada. Demikian pernyataan yang dia sampaikan dalam kampanye marathon yang dia lakukan untuk menentang keberadaan milisi-milisi yang berada di Libya.

"Komunitas Internasional tidak bisa mentoleransi keadaan di tengah Mediterania ini yang sekarang menjadi sumber kekerasan, terorisme dan pembunuhan", demikian AFP mencuplik pendapat Ali Zeidan.

Mengambil contoh dari Irak, dia mengingatkan kemungkinan yang sama terjadi di Libya. Zeidan mengatakan bila negeri ini masih dibawah resolusi nomer VII dari PBB yang memperbolehkan komunitas internasional untuk ikut campur dengan tujuan melindungi rakyat sipil.

Setelah berhasil mengakhiri rezim Muammar Qaddafi, Libya sedang berjuang untuk menciptakan stabilitas sementara pada saat bersamaan, milisi-milisi bekas pemberontak telah menetapkan aturannya sendiri di tengah negara yang penuh dengan senjata ini. Senjata-senjata itu sendiri adalah curian dari gudang senjata rezim sebelumnya.

Zeidan menyerukan agar warga Libya memberontak melawan milisi bersenjata.

"Rakyat harus turun ke jalan, dan mendukung pembentukan tentara dan opolisi resmi", demikian katanya.

Seruannya untuk mendapatkan dukungan dari publik menggambarkan ketidak mampuan dari otoritas untuk mengatasi milisi bersenjata.

"Negara ini belum terbentuk, kita perlu waktu", demikian katanya seraya menambahkan bahwa beberapa kebijakan seperti mempercepat pelatihan petugas keamanan profesional telah dilakukan.

Pada bulan Oktober, sebuah grup milisi bersenjata menculik Zeidan dari hotelnya di Tripoli. Dan di minggu-minggu terakhir, beberapa serangan mematikan terjadi di Tripoli dan daerah selatan Libya. Petugas kepolisian juga menjadi target para milisi ini.

Pada hari Sabtu kemarin sebuah serangan juga dilakukan kepada dua polisi lalu lintas di Benghazi. Di beberapa bulan terakhir ini Benghazi seperti daerah tak bertuan dimana militan-militan dan Islam garis keras berlalu lalang tanpa ada yang mencegah.

sumber: alarabiya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top