Demo anti kelompok Islam di Sudan - Courtesy of AFP
wartaperang - Para pemimpin demo Sudan mengadakan pembicaraan dengan dewan militer yang berkuasa pada hari Minggu setelah militer mengutuk serangan terhadap sebuah partai Islam yang dekat dengan mantan presiden Omar al-Bashir, yang diturunkan dari kekuasaan dan dipenjara awal bulan ini.

Lusinan pengunjuk rasa berkumpul pada Sabtu di luar sebuah gedung tempat Partai Kongres Populer mengadakan pertemuan, meneriakkan, "Tidak ada tempat bagi kaum Islamis."

Kantor berita SUNA yang dikelola pemerintah mengutip pemimpin partai Idriss Suliman yang mengatakan bahwa setidaknya 64 anggota partai terluka dalam bentrokan dengan para pengunjuk rasa.

Partai ini didirikan pada akhir 1990-an oleh Hassan al-Turabi, Islamis Sudan yang memainkan peran penting dalam kudeta 1989 yang membawa al-Bashir ke tampuk kekuasaan.

Militer memindahkan al-Bashir dari kantor 11 April setelah empat bulan protes massa. Sebuah dewan militer mengatakan akan memerintah negara itu hingga dua tahun hingga pemilihan umum dapat diselenggarakan.

Pasukan untuk Deklarasi Kebebasan dan Perubahan, sebuah koalisi kelompok oposisi yang dipimpin oleh Asosiasi Profesional Sudan, mendorong untuk transisi yang lebih cepat. Mereka menyerukan dewan transisi yang akan mencakup perwakilan militer yang terbatas. Para pengunjuk rasa takut bahwa militer akan berpegang teguh pada kekuasaan atau memutuskan kesepakatan dengan pihak lain untuk membuat sebagian besar rezim al-Bashir tetap utuh.

Militer mengatakan terbuka untuk perwakilan sipil yang "proporsional" di dewannya dan memberikan kekuasaan eksekutif kepada warga sipil. Dikatakan sedang berkonsultasi dengan semua faksi politik kecuali Partai Kongres Nasional al-Bashir dalam perjalanan ke depan.

Para pemrotes menunda pembicaraan dengan militer seminggu yang lalu tetapi melanjutkan kembali perundingan pada hari Rabu ketika tiga pejabat yang dianggap terlalu dekat dengan al-Bashir mengundurkan diri dari dewan militer.

Sumber: Click Disini

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top