Militer Sri Lanka Berjaga - Courtesy of Reuters
wartaperang - Korban dalam serangkaian ledakan pada hari Minggu di gereja-gereja dan hotel-hotel di Sri Lanka telah meningkat setidaknya menjadi 207 orang, termasuk didalamnya 35 orang asing, seorang pejabat polisi mengatakan kepada AFP.

Sebuah sumber rumah sakit mengatakan warga negara Amerika, Inggris dan Belanda termasuk di antara mereka yang tewas dalam enam ledakan, yang juga telah melukai 450 lainnya.

Sementara itu, ledakan baru menghantam sebuah hotel di ibu kota Kolombo, menewaskan sedikitnya dua orang, demikian menurut seorang juru bicara kepolisian.

Juru bicara kepolisian Ruwan Gunasekera mengatakan ledakan itu menghantam sebuah hotel di Dehiwala, pinggiran selatan Kolombo. Itu adalah serangan ketujuh yang melanda negara itu pada hari Minggu.

Enam ledakan sebelumnya menargetkan tiga gereja di Sri Lanka dan tiga hotel mewah, melukai lebih dari 450 orang, kata seorang pejabat rumah sakit dan polisi. Ledakan-ledakan ini terjadi setelah jeda sejak berakhirnya perang saudara 10 tahun lalu, demikian menurut Reuters.

Di satu gereja, St. Sebastian di Katuwapitiya, yang berada di utara Kolombo, lebih dari 50 orang telah terbunuh, kata seorang pejabat kepolisian kepada Reuters, dengan foto-foto yang memperlihatkan mayat-mayat bergelimpangan di tanah, darah di bangku-bangku dan atap yang hancur.

Media melaporkan 25 orang juga tewas dalam serangan terhadap sebuah gereja di Batticaloa di Provinsi bagian Timur.

Tiga hotel yang terkenal yang juga terkena serangan adalah Shangri-La Colombo, Kingsbury Hotel dan Cinnamon Grand Colombo. Tidak jelas apakah ada korban di hotel-hotel tersebut.

Hingga kini belum ada pihak yang bertanggung jawab atas serangan di sebuah negara yang telah berperang selama beberapa dekade dengan separatis Tamil hingga 2009 dimana ledakan bom biasa terjadi.

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengadakan pertemuan dewan keamanan nasional di rumahnya dengan segera di hari berikutnya.

“Saya sangat mengutuk serangan pengecut terhadap orang-orang kami hari ini. Saya menyerukan kepada semua warga Sri Lanka selama masa tragis ini untuk tetap bersatu dan kuat, ”katanya dalam sebuah Tweet.

Dia menambahkan, "Harap hindari menyebarkan laporan dan spekulasi yang tidak diverifikasi. Pemerintah mengambil langkah segera untuk mengatasi situasi ini."

Salah satu ledakan terjadi di Gereja St Anthony di Kochcikade, Kolombo.

Korban di gereja St. Anthony - Courtesy of AFP
Gereja St. Sebastian memposting foto-foto kehancuran di dalam gereja di halaman Facebook-nya, menunjukkan darah di bangku dan lantai, dan meminta bantuan dari masyarakat.

Tahun lalu, ada 86 insiden terverifikasi berupa diskriminasi, ancaman dan kekerasan terhadap orang Kristen, menurut Aliansi Evangelikal Kristen Nasional Sri Lanka (NCEASL), yang mewakili lebih dari 200 gereja dan organisasi Kristen lainnya.

Tahun ini, NCEASL mencatat 26 insiden seperti itu, termasuk insiden di mana para biksu Budha diduga berusaha mengganggu kebaktian hari Minggu, dengan yang terakhir dilaporkan pada tanggal 25 Maret.

Dari total populasi Sri Lanka yang berjumlah sekitar 22 juta orang, 70 persen beragama Buddha, 12,6 persen Hindu, 9,7 persen Muslim, dan 7,6 persen Kristen, menurut sensus negara tahun 2012.

Dalam laporan 2018 tentang hak asasi manusia di Sri Lanka, Departemen Luar Negeri AS mencatat bahwa beberapa kelompok Kristen dan gereja melaporkan mereka telah ditekan untuk mengakhiri kegiatan ibadah setelah pihak berwenang mengklasifikasikan mereka sebagai "pertemuan yang tidak sah."

Laporan itu juga mengatakan para biksu Buddha secara teratur berusaha menutup tempat-tempat ibadah Kristen dan Muslim, dengan mengutip sumber-sumber yang tidak dikenal.

8 Orang Telah Ditangkap

Dalam perkembangan terbaru, Delapan orang telah ditangkap sehubungan dengan serangkaian ledakan mematikan yang menewaskan lebih dari 200 orang di Sri Lanka pada hari Minggu, kata perdana menteri negara itu.

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan "sejauh ini nama-nama yang muncul adalah nama-nama lokal," tetapi para penyelidik akan memeriksa apakah penyerang memiliki "hubungan di luar negeri."

sumber: alarabiya & AFP

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top