Khamenei di Tehran - Courtesy of  Twitter/@khamenei_ir
wartaperang - Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada hari Rabu menyebut berakhirnya keringanan sanksi minyak oleh Amerika Serikat sebagai "tindakan bermusuhan" yang "tidak akan dibiarkan tanpa tanggapan."

“Upaya AS untuk memboikot penjualan minyak Iran tidak akan membawa mereka ke mana pun. Kami akan mengekspor minyak sebanyak yang kami butuhkan dan kami berniat,” kata akun Twitter resminya yang berbahasa Inggris, mengutip dari pidatonya yang disampaikannya kepada para pekerja di Teheran.

Amerika Serikat pada hari Senin mengumumkan akan menghentikan praktik pembebasan negara termasuk India, Cina, dan Turki dari sanksi atas pembelian minyak Iran.

Pada Mei tahun lalu, Presiden AS Donald Trump menarik Washington diri dari perjanjian nuklir Iran 2015, yang telah memberikan bantuan kepada Iran dengan imbalan pembatasan pada program nuklirnya.

Washington menerapkan kembali sanksi minyak pada Iran pada November, tetapi pada awalnya hanya memberikan sanksi kepada delapan negara yang membeli minyak Iran, termasuk beberapa sekutu AS melakukan penangguhan hukuman enam bulan.

Lima negara yaitu Yunani, Italia, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan, telah sangat mengurangi pembelian mereka dari Iran. Iran mengatakan sanksi itu "ilegal."

"Mereka (AS) berharap bahwa mereka telah memblokir penjualan minyak Iran, tetapi negara kita yang kuat dan pejabat yang waspada, jika mereka bekerja keras, akan membuka banyak blokade," kata Khamenei dalam pidatonya yang sebagian disiarkan di TV pemerintah.

"Musuh telah berulang kali, dengan sia-sia, mengambil tindakan terhadap revolusi bangsa besar kami, tetapi mereka harus tahu orang Iran tidak akan menyerah," tambahnya.

Khamenei, yang berbicara di Teheran, juga mengulangi pendiriannya bahwa Iran harus bergerak ke arah penjualan turunan minyak seperti minyak sulingan dan produk petrokimia alih-alih minyak mentah.

"Saya menghargai penurunan ketergantungan pada penjualan minyak jenis ini," katanya.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif bersumpah pada hari Selasa bahwa Iran tidak akan mendengarkan Trump.

"Meningkatnya #EconomicTERRORISM terhadap Iran menunjukkan kepanikan dan keputus-asaan rezim AS," ia mentweet.

"Para pewaris peradaban Persia kuno tidak mendasarkan strategi pada 'saran' orang asing, apalagi orang Amerika." Demikian katanya.

Sumber: Click Disini

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top