"LNA memerangi negara-negara yang mendukung para teroris," kata al-Mesmari, "dan Pemerintah Kesepakatan Nasional mengancam para diplomat dan duta besar yang melakukan kudeta terhadap LNA," tambahnya.
Al-Mesmari juga mengatakan bahwa "14 teroris bersenjata" telah tewas setelah serangan mereka di pangkalan Tamanhant.
Dia menambahkan bahwa para penyerang gagal mencapai jantung pangkalan, yang tidak digunakan untuk tujuan militer.
"Kami berkomitmen pada aturan konflik dan hukum humaniter," kata al-Mesmari, menambahkan bahwa prioritas mereka terletak pada menjaga kehidupan warga sipil dan properti mereka.
Sementara itu, Gedung Putih mengatakan pada hari Jumat bahwa Presiden Donald Trump telah berbicara melalui telepon pada hari Senin dengan komandan militer Libya Khalifa Haftar dan membahas "upaya kontraterorisme yang sedang berlangsung dan kebutuhan untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di Libya."
Pernyataan itu mengatakan Trump "mengakui peran penting Komandan Haftar dalam memerangi terorisme dan mengamankan sumber daya minyak Libya, dan keduanya membahas visi bersama untuk transisi Libya ke sistem politik demokratis yang stabil."
Pada hari Kamis, bom mortir jatuh di pinggiran Tripoli, hampir menghajar sebuah klinik, setelah dua minggu operasi ofensif oleh pasukan timur Haftar di ibukota Libya, yang dikuasai oleh pemerintah yang diakui secara internasional.
Pada hari Kamis, Amerika Serikat dan Rusia mengatakan mereka tidak dapat mendukung resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata di Libya saat ini.
Juga pada hari Jumat, PBB mengatakan telah mengevakuasi 163 pengungsi dari Libya yang dilanda perang ke negara tetangga Niger, tetapi lebih dari 3.000 lainnya masih terjebak di pusat-pusat penahanan yang dipengaruhi oleh bentrokan.
Sumber: alarabiya
0 komentar:
Posting Komentar