Petugas Kesehatan Ebola Kongo - Courtesy of Reuters
WP - Negara Islam telah mengklaim serangan pertamanya di Republik Demokratik Kongo, menanam bendera di wilayah yang sudah bermasalah dengan kekerasan dan wabah virus Ebola.

Delapan tentara tewas dalam serangan yang terjadi pada hari Selasa, demmikian menurut pejabat Kongo. Mereka awalnya mengatakan bahwa para penyerang tampaknya berasal dari Pasukan Demokrat Sekutu, sebuah kelompok pemberontak yang berasal dari negara tetangga Uganda yang dituduh membunuh ratusan orang selama tiga tahun terakhir.

Tetapi pada hari Kamis, propagandis Negara Islam menyatakan bertanggung jawab dan menggambarkan Kongo sebagai “Provinsi Khilafah Afrika Tengah,” menurut SITE Intelligence Group, yang memantau pengumuman Negara Islam.

Ini adalah pertama kalinya bahwa Negara Islam telah menyatakan tanggung jawab atas serangan di Kongo, sebuah negara besar di mana pemerintah pusat memiliki jangkauan terbatas dan kelompok pemberontak telah berkembang biak selama bertahun-tahun.

Serangan itu terjadi di sebuah daerah dekat perbatasan Uganda yang sudah dilanda wabah Ebola yang telah sulit diatasi oleh petugas kesehatan karena berbagai alasan, termasuk serangan kekerasan di pusat perawatan. Seorang dokter yang bekerja untuk Organisasi Kesehatan Dunia terbunuh pada hari Jumat dalam serangan terhadap sebuah rumah sakit di Butembo, menurut organisasi dan walikota kota itu, Sylvain Mbusa Kanyamanda.

Awal bulan ini, Presiden Felix Tshisekedi mengeluarkan pernyataan yang dikutip dalam laporan berita, mengatakan dia memperkirakan bahwa Negara Islam dapat mencoba untuk meningkatkan kehadirannya di wilayah tersebut setelah penghancuran kekhalifahan yang berpusat di Suriah dan Irak.

"Sangat mudah untuk melihat bagaimana kekalahan Daesh, Negara Islam, di Suriah dan Irak dapat menyebabkan situasi di mana kelompok-kelompok ini sekarang akan datang ke Afrika dan mengambil keuntungan dari kemiskinan dan kekacauan yang meluas," kata Mr Tshisekedi.

Dalam beberapa tahun terakhir, Pasukan Demokrat Sekutu telah "membuat upaya tentatif untuk menyelaraskan diri dengan kelompok-kelompok jihadis lainnya," menurut sebuah laporan tahun lalu oleh Kelompok Riset Kongo di Pusat Kerjasama Internasional di Universitas New York.

Sebuah buku yang dikeluarkan oleh Negara Islam tampaknya ditemukan dalam kepemilikan seorang pejuang Pasukan Demokrat Sekutu yang tewas tahun lalu, menurut laporan itu, yang juga mencatat bahwa anggota Pasukan Sekutu Demokrat telah mulai memposting pesan propaganda di media sosial dalam beberapa tahun terakhir.

Serangan yang diklaim oleh Negara Islam itu terjadi di Kamango, sebuah desa dekat kota Beni di provinsi Kivu Utara.

Sumber: NYT

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top