wartaperang - Pasukan koalisi pimpinan AS telah menghentikan serangan udara di Suriah selama tiga hari sejak Senin, jeda yang kontras dengan intensitas lanjutan kampanye pemboman yang dilakukan Rusia.

Menurut data Pentagon, serangan koalisi terakhir adalah serangan pesawat tak berawak pada tanggal 22 Oktober yang menargetkan kendaraan ISIS dan "tabung mortir."

Rusia, di sisi lain, terus mempertahankan tempo intens mendekati akhir bulan pertama dari pengeboman di Suriah.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan hari Senin bahwa telah memukul 94 target hanya dalam 24 jam terakhir.

Para pejabat pertahanan AS mengatakan serangan mendadak Rusia tidak memberikan hambatan pada tindakan koalisi di Suriah.

"Ini bukan karena Rusia," kata Kapten Jeff Davis, juru bicara Pentagon.

"Serangan udara ada pasang surutnya. Kami melihat data intelijen untuk mencari tahu di mana kita memiliki target untuk ditindaklanjuti, dimana kita memiliki target yang dapat kita tekan tanpa menyebabkan kerusakan sipil."

"Kami hanya tidak punya data intelejen(baru), tapi itu tidak berarti kita tidak waspada. Dan akan ada lebih banyak target"

Amerika Serikat telah memimpin koalisi lebih dari 60 negara sejak Juni 2014 dan telah melakukan serangan udara terhadap posisi reguler ISIS di Irak dan Suriah.

Pada hari Minggu, pesawat koalisi telah melakukan total 2.679 serangan udara di Suriah.

Menurut angka Pentagon, koalisi melancarkan 359 serangan udara di bulan Juli. Jumlah tersebut turun menjadi 206 pada bulan Agustus dan 115 pada bulan September.

Melanjutkan tren menurun, sudah ada 91 serangan sejauh bulan ini.

"Kita terus mencari target yang sah, itu butuh waktu," kata Komandan Elissa Smith, juru bicara Pentagon.

"Serangan kami mengambil tidak hanya secara acak terhadap target, mereka adalah bagian dari kampanye terorganisir."

Rusia dan Amerika Serikat pekan lalu menandatangani nota kesepahaman yang menetapkan langkah-langkah sehingga pilot mereka menghindari satu sama lain dan mereka melakukan kampanye pemboman terpisah di Suriah.

Moskow mengatakan kampanye pemboman yang dimulai pada 30 September menargetkan jihadis ISIS dan "teroris" lainnya, tetapi Barat mengklaim serangan Rusia telah berfokus pada pemberontak yang sedang memerangi pasukan Presiden Bashar al-Assad yang di dukung Rusia.

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top