wartaperang - Seorang warga Palestina tewas dan tiga tentara Israel terluka dalam dua serangan di dekat kota Tepi Barat yang bergolak Hebron pada hari Minggu.

Satu warga Palestina mencoba untuk menusuk tentara Israel di sebuah pos pemeriksaan militer di dekat desa Beit Einun utara dari Hebron dan ditembak mati oleh pasukan, kata militer.

Sumber-sumber medis Palestina kemudian mengidentifikasi sebagai Fadi Faroukh, 29.

Dalam insiden kedua di daerah yang sama, yang terletak di dekat pemukiman Yahudi Kiryat Arba, tiga polisi perbatasan Israel terluka ketika mereka ditabrak mobil dalam sebuah "serangan".

Jasa penyelamatan Israel mengatakan satu polisi "terluka parah" dan dua lainnya ringan. Penyerang ditembaki tapi melarikan diri, kata polisi.

Sebelumnya, di dekat desa Saair, Warga Palestina mengubur Raed Jaradat, 22thn, yang ditembak mati oleh tentara selama serangan 26 Oktober di persimpangan Beit Einun.

Tubuhnya telah ditahan oleh otoritas Israel sampai hari Minggu.

Israel telah menahan tubuh tersangka penyerang sebagai bagian dari tindakan yang bertujuan menahan serangan terhadap orang Yahudi.

Pada hari Jumat, Israel mengatakan telah melepaskan tujuh mayat yang tampaknya untuk meredakan ketegangan.

Menteri Pertahanan Moshe Yaalon mengatakan pada hari Minggu bahwa ia setuju untuk mengembalikan tubuh warga Palestina dari Tepi Barat yang diduduki untuk Otoritas Palestina dengan syarat bahwa dalam proses penguburan tidak menjadi aksi protes.

"Saya memerintahkan dikembalikannya tubuh ke daerah Hebron. Jika kita melihat suatu pemakaman yang tenang, kita akan terus mengembalikan mereka," katanya.

"Jika tidak, kita tidak akan mengembalikan mereka dan bahkan akan mengubur mereka di wilayah kita."

Dua warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan pasukan keamanan setelah pemakaman hari Minggu, seorang koresponden AFP di Hebron mengatakan.

Israel Bantah Terkait Kematian Bayi Palestina Karena Gas Air Mata

Pada hari Sabtu, militer Israel menolak adanya hubungan antara penggunaan gas air mata dalam bentrokan di Tepi Barat dan kematian seorang bayi umur delapan bulan, setelah kementerian kesehatan Palestina mengatakan ia tewas karena sesak napas menghirup gas air mata.

Pada hari Jumat, kementerian Palestina mengatakan Ramadan Thawabteh sesak napas di rumahnya di Bethlehem karena gas air mata yang ditembakkan oleh tentara Israel selama bentrokan dengan pelempar batu Palestina.

"Setelah penyelidikan medis dan operasional disimpulkan bahwa tidak ada korelasi aktifitas IDF (militer Israel) di desa dan kematian tragis bayi," kata seorang juru bicara militer, Sabtu.

"Gas air mata digunakan puluhan meter (meter) dari kediaman Thawabteh, dan tidak ada penyebaran sarana kerusuhan diarahkan di kediaman," kata sebuah pernyataan

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top